Wujud Kemandirian Pangan, Sinau Tani ke Ponpes Pomosda Nganjuk

Ketahanan pangan merupakan masalah kompleks yang penanganannya memerlukan sinergi dari seluruh sektor pembangunan, mulai sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan ekonomi.

opopjatim
Rabu, 25 Nov 2020
Wujud Kemandirian Pangan, Sinau Tani ke Ponpes Pomosda Nganjuk
Wujud Kemandirian Pangan, Sinau Tani ke Ponpes Pomosda Nganjuk

Ketahanan pangan merupakan masalah kompleks yang penanganannya memerlukan sinergi dari seluruh sektor pembangunan, mulai sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan ekonomi. 

Ketahanan pangan juga sangat strategis mengingat tidak ada negara yang mampu melakukan pembangunan tanpa menyelesaikan terlebih dahulu masalah pangannya.Upaya-upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan tidak hanya bertujuan mencapai status tahan pangan, tetapi juga untuk memperkecil risiko terjadinya kerawanan pangan. 

Ketahanan pangan akan terwujud jika landasan kedaulatan dan kemandirian pangan telah mengakar kuat. Konsep ketahananan pangan tersebut ditangkap oleh Aliansi Pembaharuan Desa (APD) Nusantara

Konsep Ketahanan Pangan tersebut mereka masukkan dalam program-program pembangunan di desa-desa di Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. 

“ Kesadaran untuk memulai mandiri secara finansial dan memanfaatkan sumber daya alam sekitar harus dimulai sejak saat ini. Kecamatan Nglegok” ungkap Abim, delegasi APD Nusantara yang belajar kemandirian pangan di Pomosda.

Pesantren Pomosda merupakan salah satu pesantren modern tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1880 M yang didirikan oleh KH. Hasan Ulama. 

Pesantren ini berlokasi di jalan Wachid Hasyim No. 304 Desa Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.Pesantren ini telah berubah nama hingga tiga kali dari Pesantren Takeran Magetan lalu Pesantren Sabill Muttaqien (PSM) dan terakhir bernama Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa atau disingkat Pomosda Nganjuk.

Pomosda memiliki program kemandirian pola penanaman organik secara vertikultur dan pemanfaatan lahan sempit. Jika pengunjung datang ke pondok ini akan menjumpai ratusan tanaman vertikultur dari berbagai media tanam, misalanya paralon, karung goni, banner, tong, kaleng bekas, dan lain-lain. Selain itu juga ada ribuan tanaman dalam polybag yang mengesankan, tumbuh tanaman sayur-sayuran, tanaman toga, dan masih banyak lagi.

“Masalah saat ini bukan hanya guncangan inflasi dan harga pokok yang tidak stabil serta imbas pembatasan impor barang, Tapi menanam tanaman sehat dan memanfaatkan lahan menjadi salah satu alternatif lain untuk hidup mandiri. Menanam padi, sayuran, buah, atau bumbu dapur secara organik menjadi salah satu cara baik untuk memulai kemandirian pangan dan hidup sehat,” tukasnya.

Abim menyadari, menerapkan program kemandirian pangan di setiap desa ini tidak mudah. Dibutuhkan sinergitas dengan seluruh stakeholder di tingkat desa, kecamatan, pemda serta akademisi. Pihaknya juga menggandeng Pomosda selaku pelopor kemandirian pangan di Indonesia.

“Masih banyak desa yang program-programnya, khususnya yang bersumber dari dana desa itu tidak tepat sasaran. Kami menilai program kemandirian pangan inilah yang paling tepat diterapkan saat ini. Dampaknya apa?, desa maju dan Negara maju,” tegasnya.

Pengasuh Ponpes Pomosda Nganjuk, Kyai Tanjung sangat mendukung penerapan program kemandirian pangan di desa-desa yang diusung APD Nusantara.

 “Mindset Nusantara bangkit itu membangun, membuat program dengan teknologi Nusantara, kemaritiman dan agraria,” ucapnya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00