Pesantren di Probilinggo Ini Miliki Banyak Usaha

Kelebihan santri adalah terbiasa hidup mandiri. Karenanya, melibatkan mereka dalam dunia usaha adalah pilihan tepat. Hanya saja, perlu tambahan keterampilan agar usahanya bisa lancar.

opopjatim
Kamis, 26 Nov 2020
Pesantren di Probilinggo Ini Miliki Banyak Usaha
Pesantren di Probilinggo Ini Miliki Banyak Usaha

Kelebihan santri adalah terbiasa hidup mandiri. Karenanya, melibatkan mereka dalam dunia usaha adalah pilihan tepat. Hanya saja, perlu tambahan keterampilan agar usahanya bisa lancar. 

Seperti Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Ketapang, Kademangan, Probolinggo memanfaatkan jumlah santri dan alumni dengan mengembangkan sejumlah unit usaha. Mulai dari pertanian, peternakan, koperasi sampai toko waralaba.

Di Pesantren yang didirikan almarhum Habib Muhammad bin Alin Al-Habsy ini, total ada sekitar 3 ribu santri yang menimba ilmu. Terdiri atas dua ribu santriwati dan seribu santriwan. Ribuan santri itulah yang kemudian menggerakkan roda ekonomi pesantren dengan memanfaatkan koperasi pesantren yang didirikan bersamaan dengan berdirinya pesantren.

Pengembangan bisnis untuk menopang pesantren mulai dilakukan sejak almarhum Habib Muhammad mendirikan pesantren ini. Di antaranya usaha perkebunan budidaya pohon sengon di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo. Untuk sengon tersebut, pihak pondok mempercayakan pada petani lokal dibantu warga sekitar.

“Dalam setiap bidang usaha yang dijalankan, kami selalu memberdayakan santri, alumni, maupun warga sekitar,” terangnya.

Hal itu bukan hanya untuk bidang perkebunan saja, tetapi juga usaha lainnya. Di antaranya peternakan dan penggemukan sapi di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Untuk sapi dewasa saja, di lahan utama ada sekitar 40 ekor. Belum sapi anakan dan juga yang ada di rumah warga.

Selain peternakan, bidang usaha pertanian juga dirambah oleh pihak pondok. Maklum, lokasi pondok berdekatan dengan lahan pertanian. “Tapi karena lahannya milik orang, jadi sistemnya sewa. Saat ini hasil panen dari pertanian hanya dibuat konsumsi di internal pondok,” jelasnya.

Tidak cukup sampai di situ, pihak pondok juga mengembangkan peternakan lele. Dengan memanfaatkan lahan berada di lokasi pondok. Kebetulan untuk mengairi lahan peternakan lele melimpah.

“Kami punya IPAL atau instalasi pengelolaan air limbah sederhana yang bisa membersihkan air sisa mandi santri. Air itu dan sungai yang menjadi sirkulasi air lele,” katanya.

Bisnis lainnya yang sejak awal juga dirambah adalah koperasi pondok pesantren (kopontren). Selain simpan pinjam, di koperasi tersebut juga digerakkan unit usaha lainnya. Seperti toko yang menjual segala kebutuhan santri, percetakan, foto kopi dan ATK (alat tulis kantor), jual beli kitab sampai kantin pondok. Saat ini pihak pondok juga mulai merambah bidang usaha lain yakni waralaba. Kebetulan ada lahan yang sudah disiapkan di sisi selatan.

“Perizinan sudah selesai semua. Jadi tinggal membangun saja,” tegasnya.

Segala unit usaha yang ada di dalam pondok juga memberdayakan santri yang tergabung dalam organisasi santri (itmaris). Sebagian mendapatkan honor, sebagian lagi yang tidak mendapatkan honor akan dibebaskan pembayaran pendidikan selama di pondok.

“Bidang usaha yang dijalani kami memang banyak. Karena prinsip kami agar bisa bermanfaat bagi semuanya, baik santri, alumni maupun warga sekitar. Prinsipnya dari santri kembali ke santri,” tambahnya.

Kemajuan pendidikan Pesantren Riyadlus Sholihin tidak lepas dari kolaborasi unik kakak-beradik Habib Ali Al Habsy dan Habib Hadi Zainal Abidin. Kolaborasi tersebut ditunjukkan dengan pendelegasian wewenang antara keduanya.

Jika Habib Ali menangani pesantren dan melayani umat dari dalam, sedangkan Habib Hadi menangani urusan luar seperti hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan, politik dan bisnis.

Habib Hadi mengatakan, dijalankannya unit usaha di pondok bermakna ganda. Selain mengembangkan roda perekonomian pondok dan warga sekitar, juga menjadi pendidikan kewirausahaan.

Selain itu, keberadaan pesantren di tengah masyarakat juga ikut mengerek perekonomian warga. Sebab sebagian warga juga terbantu dengan membuka usaha seperti warung nasi, toko peracangan dan sebagainya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00