KEIN Ajak Santri Di Probolinggo Optimalkan Industri 4.0

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Indonesia, merangkul kalangan pondok pesantren untuk mengoptimalkan perekonomian bangsa, khususnya generasi milenial dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.

opopjatim
Minggu, 29 Nov 2020
KEIN Ajak Santri Di Probolinggo Optimalkan Industri 4.0
KEIN Ajak Santri Di Probolinggo Optimalkan Industri 4.0

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Indonesia, merangkul kalangan pondok pesantren untuk mengoptimalkan perekonomian bangsa, khususnya generasi milenial dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.

Ketua KEIN, Soetrisno Bachir mengungkapkan langkah menggandeng kalangan pesantren diharapkan mampu menjadi salah satu pembangkit percepatan ekonomi nasional. Sebab langkah aktif generasi milenial sangat penting untuk menyongsong revolusi industri 4.0.

Misalnya Soetrisno mengajak santri Pondok Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, menjadi pengusaha atau entrepreneur menghadapi revolusi industri 4.0.

Dengan menjadi pengusaha, santri dapat membuka lapangan kerja dan mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada di Indonesia. Adanya sinergitas pemerintah dengan pesantren, Soetrisno meyakini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi nasional. 

Ia mengatakan bahwa sinergi antara pesantren dan pemerintah akan memiliki dampak luar biasa. Jika usaha mandiri pesantren diprogramkan bersama pemerintah. Contoh, yang semula omzetnya hanya berkisar antara Rp 10 miliar, jika diprogramkan bisa menjadi Rp 100 miliar.

“Bila disini di Ponpes omzetnya para santri sekitar 10 miliar, maka bila sudah di Jakarta akan bisa berlipat seperti halnya menjadi 100 miliar. Hal itu tentunya bisa memberikan dampak pertumbuhan ekonomi signifikan. Bagi masyarakat, utamanya Probolinggo,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Soetrisno Bachir berharap, Ponpes Zainul Hasan Genggong bisa menjadi pusat ekonomi keummatan. Hal ini akan menjadi contoh untuk pesantren lain di seluruh Indonesia. Saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional masih berkisar antara 5 persen.

“Dengan adanya penguatan ekonomi santri, diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sampai 7 hingga 8 persen. Keadaan itu bisa tercapai jika seluruh pesantren yang ada di Indonesia, juga menerapkan sistem ekonomi santri. Guna menjawab tantangan revolusi industri 4.0,” tandasnya.

Sementara itu, untuk penguatan ekonomi santri, Ponpes Zaha Genggong sudah menjalankannya secara modern. Ada beberapa bidang yang menjadi ‘laboratorium usaha’ bagi para santri. Mulai dari sektor toko swalayan modern hingga peternakan.

Hal itu disampaikan oleh Pimpinan Ponpes Zaha Genggong KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah. Beberapa usaha berbasis santri itu, sudah dijalankan hingga saat ini. Di antaranya, bidang holtikultura berupa budidaya mangga estate seluas 60 hektare. Hasil kerja sama dengan pihak swasta.

Sementara itu, ada juga beberapa aspek usaha binaan Ponpes Zaha Genggong. Seperti ternak ayam dan sapi susu di dataran tinggi Bremi. Dimana para pelaku usahanya adalah alumni hingga santri pondok pesantren.

Sementara itu, KH. Mutawakkil berharap ekonomi santri diprogramkan pemerintah ini dapat dialokasikan. Hal itu untuk membuktikan bahwa seorang santri itu bisa mengelola dan memajukan perekonomian.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00