Ponpes Manarul Quran Manfaatkan Kekayaan Alam Pisang Asal Lumajang

Lumajang memang dikenal sebagai kota Pisang, karena memang pisang komoditi andalan kota yang juga berjuluk Oostenrijk Van Java atau Austria Van Java itu.

opopjatim
Minggu, 29 Nov 2020
Ponpes Manarul Quran Manfaatkan Kekayaan Alam Pisang Asal Lumajang
Ponpes Manarul Quran Manfaatkan Kekayaan Alam Pisang Asal Lumajang

Lumajang memang dikenal sebagai kota Pisang, karena memang pisang komoditi andalan kota yang juga berjuluk Oostenrijk Van Java atau Austria Van Java itu. Kekayaan alam yang ada yang dimanfaatkan maksimal para santri di Pesantren Manarul Quran Lumajang, untuk membuat Produk Kripang, Kripik Pisang.

“Memang santri di Manarul Quran ini, punya beberapa pemasukan dari berwirausaha. Salah satu yang menjadi unggulan adalah Kripik Pisang,” ungkap KH. Abdul Wadud Nafis pengasuh Pondok Pesantren Manarul Quran

Ketika ditanya alasan kenapa memilih pisang, beliau menjawab, “Lumajang ini Kota Pisang, jadi bahan baku sangat gampang, dan murah. Rata-rata wali murid dan kolega punya pisang, setidaknya di sekitar rumahnya. Itu alasan kami memilih komoditas pisang.”

Alasan lain, pisang adalah bahan yang paling mudah untuk dikelola sekaligus untuk bahan belajar bagi para santri. Sehingga tidak menggangu belajar, tetapi justru malah bermanfaat.

Pembekalan wirausaha dari pengasuh Ponpes sangat bermanfaat bagi santri di Manarul Quran Lumajang. Menurut KH Abdul Wadud Nafis, tidak semua santri sesudah lulus bakal jadi pemuka agama. Hadirnya OPOP Jatim kian mendorong upaya kemandirian santri dan ponpes.

Maka santri di sini dilatih bagaimana membuat keripik pisang, keripik beras, dan hal-hal lain, seperti memelihara ayam, dan sebagainya. Tujuannya adalah memupuk jiwa entrepreneur. Juga agar mereka punya kesempatan belajaran dan pengalaman. “Jadi setelah pulang bisa mengembangkan usaha-usaha lainnya di kampung halaman,” tegasnya.

Kurang lebih 1 tahun berjalan, omset Kripang, kripik pisang buatan santri Pesantren Manarul Quran Lumajang, sudah mencapai 5-10 juta per bulan.

Bagaimana pun selalu ada tantangan, pengasuh mengaku ada kesulitan mengembangkan pemasaran lewat sosial media, karena terkait SDM yang terbatas. Untuk sementara ini, pemasaran masih melalui informasi dari mulut ke mulut dan sistem reseller.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00