Apresiasi Pomosda, Wujud Pesantren Mandiri Melek Ekonomi

Pangan dan hasil pertanian organik semakin diminati. Apalagi disaat pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat lebih terdorong untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat demi menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus corona.

opopjatim
Minggu, 08 Nov 2020
Apresiasi Pomosda, Wujud Pesantren Mandiri Melek Ekonomi
Apresiasi Pomosda, Wujud Pesantren Mandiri Melek Ekonomi

Pangan dan hasil pertanian organik semakin diminati. Apalagi disaat pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat lebih terdorong untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat demi menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus corona. Masyarakat pun kini kian mencari sumber makanan sehat sepeti sayur dan buah dari pertanian organik.

Sejalan dengan permintan pasar akan kebutuhan hasil organik, Pondok Modern Sumber Daya Al-Taqwa (POMOSDA) Nganjuk, merupakan salah satu produsen di Jawa Timur penghasil pangan pertanian organik yang sudah melakukan pemberdayaan sejak tahun 2002. POMOSDA mampu menjadi salah satu pondok pesantren mandiri secara ekonomi dan salah satu wujud dari program One Pesantren One Product OPOP Jatim yang digagas oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Lewat acara Kopilaborasi Sambang Pesantren, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengapresiasi kemandirian POMOSDA yang telah menunjukkan kemandirian pangan secara organik sehingga membuat ekonomi di pesantren bisa menjadi hidup, dan tentu memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar pondok. 

“Kami mewakili Provinsi Jatim mengapresiasi kemandirian pangan di Pondok Pesantren POMOSDA Nganjuk ini, karena benar – benar memiliki modal ekonomi yang besar untuk mensejahterahkan masyarakat. Baik santrinya maupun masyarakat sekitar pesantren. Saya masuk pesantren POMOSDA ini langsung disambut dengan tanaman hijau yang dilakukan secara organik di Pesantren. Ada juga pemandangan lahan sawah padi yang luas yang tidak ditemukan di Surabaya,”kata Ayu Mustika, Sekretaris Diskominfo Jawa Timur, yang mewakili Kepala Dinas Kominfo Jatim dalam pembukaan acara tersebut.

Ditambahkan Ayu, program OPOP adalah salah satu program unggulan dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santripreneur, pesantrenpreanur, dan sosiopreneur.

Senada dengan Diskominfo Jatim, Sekretaris OPOP Jawa Timur, Mohammad Ghofirin, menjelaskan jika OPOP mempunyai target lima tahun mampu mewujudkan 1000 produk dari 1000 pesantren. Menurutnya ini sesuatu yang luar biasa membanggakan jika operasional pesantren kedepan didorong tidak hanya bergantung pada iuran santri dan donasi dari pihak lain, namun ponpes bisa berdikari mampu berdaya secara ekonomi. “OPOP akan meningkatkan kemandirian pesantren, sehingga operasional ponpes bisa didapat dari produk-produk yang telah dihasilkan,” ujarnya.

Sebagai ponpes percontohan wujud dari OPOP Jatim, KH.Dzoharul Arifin Al Faqiri, Pengasuh POMOSDA Nganjuk, menjelaskan latar belakang POMOSDA menjadi ponpes mandiri. Ia mengaku jika santrinya sebagian besar adalah masyarakat ekonomi lemah. Melihat hal itu dirinya pun berpikir untuk memberdayakan para santri agar bisa lebih mandiri dengan cara pertanian organik.

“Kalau menurut data yang saya baca, saat ini yang mau bertani ini hanya 4000 saja, padahal saat ini potensial pertanian kan sangat besar sekali. Meskipun kami sempat mempunyai kendala karena biasanya organik kan ada di dataran tinggi, tapi alhamdulillah kita bisa memberdayakan ini. Produk hasil santri POMOSDA sendiri sudah diekspor ke Malaysia, Burma, Inggris, Jerman, Filipina,” ujarnya dalam diskusi kopilaborasi bertemakan kemandirian pangan organik berbasis pesantren.

Sementara itu dalam acara tersebut juga hadir Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha , yang mengatakan jika Bank Jatim siap mendukung pelaksanaan program OPOP. Bank Jatim sendiri saat ini juga memiliki program bank Syariah yang dibuat untuk para santri di Jatim. Saat ini tercatat ada 379 pondok pesantren menjadi nasabah Bank Jatim Syariah, salahsatunya adalah POMOSDA. 

OPOP yang tercipta di tahun 2019 ini, merupakan gagasan orisinil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ,yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren. 

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00