Inspirasi Couple Preneur Alumni Ponpes Sukorejo

Alumni pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo yang kini menggeluti dunia wirausaha. Dari modal 200ribu di tahun pertama sudah tembus 2M.

DP
Senin, 01 Feb 2021
Inspirasi Couple Preneur Alumni Ponpes Sukorejo
Alumni Ponpes Sukorejo, pasangan suami istri ini dikenal sebagai couple preneur sukses

Langkah kedua pasangan alumni pesantren ini patut ditiru. Siapa menyangka, Doni Ekasaputra dan Anna Mahnan, alumnus Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Banyuputih, Situbondo akan menjadi pengusaha sukses seperti saat ini. Mengelola perusahaan yang bernama Adeeva Grup dan baru-baru ini menjuarai lomba Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Awalnya, pasangan suami istri itu sama sekali tidak mempunyai latar belakang ekonomi. Ketika di pesantren, justru menekuni ilmu hukum khususnya hukum Islam di Ma'had Aly Sukorejo, Situbondo. Namun, takdir berkata lain. Ketika pulang ke rumahnya, kedua pasangan ini justru menjadi pelaku ekonomi.

Dalam siaran salah satu televisi swasta lokal, bersama Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, KH Ahmad Azaim Ibrahimy, laki-laki yang akrab disapa Doni itu bercerita awal masuk dunia bisnis.

Bahwa kala itu sang istri ikut salah satu Multi Level Marketing atau MLM. Meski baru bergabung enam bulan, tapi sudah dapat bonus mobil. Tapi ternyata pihak MLM hanya membayar DPnya saja, selanjutnya saya harus melanjutkan cicilan mobil.

"Dari situ saya bingung, karena sebagai pengajar penghasilannya hanya Rp. 450.000 per bulan tidak bisa mencukupi cicilan senilai Rp. 2.000.000. Akhirnya uang Rp. 200.000 ribu saya kasihkan istri dan dibelikan makaroni," katanya, Senin (14/12/2020).

Dari modal makaroni Rp. 200.000 itulah Doni memulai usaha barunya, beruntung snack yang ia buat diterima baik oleh pasar. Tak membutuhkan waktu lama kurang dari satu tahun, dirinya mampu menembus omzet 2 miliar rupiah dari berjualan makaroni.

Bagi bapak tiga anak ini, keberhasilan yang diraih seperti mimpi namun nyata. Mulai merintis sejak September 2017, kini Doni memiliki kerajaan bisnis yang ia beri nama Adeeva Group dengan berbagai macam usaha mulai dari makanan ringan, skincare, training bisnis online, travel, hingga fashion.

“Alhamdulillah ini suatu keajaiban dari berjualan makaroni goreng dengan modal beberapa kilo sampai saat ini bisa memproduksi 6-7 ton. Sistem pemasarannya menggunakan reseller yang tidak hanya datang dari Jawa saja, namun luar pulau seperti Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke Hongkong. Dari penghasilan penjualan makaroni itu saya kembangkan dengan bisnis lainnya, diantaranya skincare, fashion, juga ada travel khusus trip ke Lombok,” ujarnya.

Bagi Doni kesuksesan suatu usaha harus dimulai dari niat yang baik. Salah satunya niat menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan lingkungan sekitar.

"Selain itu meningkatkan ilmu bisnis wajib dilakukan oleh seorang entrepreneur dengan mengikuti kelas workshop wirausaha, serta yang terpenting adalah selalu berinovasi dan melek akan kebutuhan pasar," terangnya.

Di kondisi pandemi Covid-19 saat ini, dalam merespons kebutuhan pasar, Doni memproduksi minuman vitamin C yang diberi nama NU Lemon. Dan berhasil menjuarai lomba UMKM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Para juri tertarik dengan bisnis ini karena semua stokis, dan agennya adalah perempuan yang memiliki anak," ungkapnya.

Menekuni bisnis sejak tiga tahun silam, alhasil Doni dipercaya untuk memberikan kelas wirausaha di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo setiap tahun. Menurutnya pesantren saat ini juga harus melek ekonomi, selain untuk bekal keterampilan para santri juga berguna untuk operasional pesantren. Hal tersebut sejalan dengan program yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yaitu One pesantren One Product (OPOP), maka menjadi angin segar bagi para santri maupun alumni pesantren.

“Alhamdulillah saat ini ada OPOP yang menurut saya sangat membantu. OPOP bisa menjembatani antara pemerintah dengan pelaku wirausaha para santri dan alumni tanpa harus banyak birokrasi. Selain itu, koperasi-koperasi di pesantren juga akan berbadan hukum, dan yang pasti ada pelatihan untuk para santri,” ucap pria kelahiran Lombok tersebut.

Usaha yang dirintis Doni dan istrinya berhasil membuka lapangan pekerjaan baru. Tidak hanya itu, mahasiswa dari berbagai kampus seperti Universitas Jember, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Universitas Ibrahimy Sukorejo juga tertarik melakukan penelitian di usaha Doni.

"Ini sebagai bukti bahwa alumni pesantren tidak hanya berkutat dengan agama dan kitab kuning, akan tetapi juga memasuki dunia usaha," pungkasnya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00