Menikmati Ketan Legendaris Khas Jombang

Jombang dikenal dengan Kota Santri, Tak ayal di Jombang juga banyak kuliner yang bisa dijadikan alternatif baik para santri maupun wali santri. Salah satunya adalah warung ketan yang ada di jantung kota.

DP
Senin, 15 Feb 2021
Menikmati Ketan Legendaris Khas Jombang
Ketan legendaris khas Jombang

Jombang dikenal dengan Kota Santri. Karena di kabupaten ini setidaknya ada empat pesantren besar, yakni Tebuireng, Rejoso, Denanyar, dan Tambakberas.

Karena itu, ribuan santri mendalami ilmu agama dengan beragam keahlian. Dan ini juga yang menjadikan Jombang sebagai jujugan bagi mereka yang ingin menempa diri, sekaligus merampungkan pendidikan formal.

Lebih dari itu, di Jombang juga banyak kuliner yang bisa dijadikan alternatif mengganjal perut, terutama kepada wali santri yang berkesempatan sambang. Salah satunya adalah warung ketan yang ada di jantung kota.

Warung Ketan Legendaris

Layaknya ketan, maka menikmatinya lebih utama pagi hari. Itu juga pemandangan yang bisa disaksikan kala singgah di Warung Ketan Merdeka, Jalan Gusdur No 29, Candi Mulyo, Kecamatan Jombang.

Harga seporsi ketan campur ‘hanya’ Rp6.000,-. Menunya ketan hitam dan putih lembut dan pulen. Parutan kelapa terasa manis sekaligus gurih di lidah. Ketan semakin terasa nikmat dengan paduan bubuk kedelai dan bubuk poyah. Segelas susu putih hangat menjadi pelengkap ketan yang pas.

“Warung ini sudah ada sejak tahun 1960, dulunya berupa gedhek. Sebelum jualan ketan, di sini terkenal getuk. Karena singkong saat itu mulai langka, mbah saya (Mbah Wage) akhirnya beralih ke ketan. Resepnya masih dipertahankan sama sejak dulu,” kata Sri Utami, penjual ketan yang merupakan generasi kedua.

Menurutnya, setiap hari ketan selalu dibanjiri pengunjung. Terutama akhir pekan. Terkadang pada pukul 05.30 WIB pelanggan harus rela kembali dengan tangan hampa. Karena ketan sudah ludes terjual.

Sejak 60 tahun silam, warung ketan ini buka setiap habis subuh hingga pukul 07.00 WIB. Biasanya Utami mulai menyiapkan bahan yang diperlukan sejak sore hari. Pada pukul 01.00 hingga 03.00 WIB bersama anaknya memasak ketan. Pukul 03.30 WIB ketan pun matang dan siap dipasarkan.

“Saya biasanya dibantu ketiga adik ipar dan anak pertama saya saat berjualan. Per hari bisa menghabiskan 25 kilogram ketan hitam dan putih, 15 hingga 20 biji kelapa tua, serta 1.5 kilogram kedelai,” bebernya.

Nama warung diberikan oleh pelanggan setia ketan yang berasal dari Blitar. Tepatnya pada tahun 1970. Pelanggan tersebut lantas menempelkan stiker bertuliskan Khetan Merdeka. Pada saat itu, jalan raya tempat warung ketan bertengger masih bernama Jalan Merdeka. Ternyata warung ketan ini membuat pelanggan tersebut terkesan dan bernostalgia. Selain terkenal di luar kota, pulennya ketan cocok di lidah warga sekitar. Terutama pejabat serta santri beberapa pondok di Jombang.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00