Santri Basis Kuat Cegah Covid-19, Jatim Canangkan Gerakan Santri Bermasker

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran covid 19. Salah satunya dengan menguatkan basis santri lewat pencanangan gerakan santri bermasker. Dalam giat tersebut, santri juga berikrar untuk patuh menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

DP
Jumat, 26 Feb 2021
Santri Basis Kuat Cegah Covid-19, Jatim Canangkan Gerakan Santri Bermasker
Gubernur Khofifah mencanangkan gerakan santri bermasker di Polda Jatim

SURABAYA – Santri menjadi basis kuat dalam pencegahan penyebaran covid-19 di Jawa Timur. Maka dari itu pelbagai langkah untuk Jatim terus dilakukan. Seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan mencanangkan Gerakan Santri Bermasker yang digagas oleh Polda Jatim di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polda Jatim, Kamis (25/2/2021).

Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Pimpinan Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH. Agoes Ali Masyhuri, Ketua PW Muhammadiyah Jatim KH. Saad Ibrahim, Sekretaris Umum MUI Jatim Prof. Dr. Muzakky, Bendahara PWNU Jawa Timur KH. Rosidi, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo serta Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.

Pada saat pencanangan, perwakilan santri dan santriwati dari Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo membacakan Ikrar Santri Jawa Timur. Di mana, terdapat 5 poin yang menjadi hal penting dalam ikrar tersebut.

Di antaranya, pertama, selalu memakai masker dalam setiap kegiatan di dalam dan luar pondok pesantren. Kedua, selalu menjaga jarak antar santri maupun orang lain. Ketiga, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Keempat, membatasi mobilitas dan interaksi yang tidak perlu. Kelima, menghindari kerumunan dengan jarak minimal satu meter.

Gubernur Jatim menegaskan bahwa masker berfungsi melindungi para santri dari bahaya penularan Covid-19. Tak hanya mengingatkan pentingnya bermasker, dirinya juga mengingatkan pentingnya menggunakan masker dengan benar. Selain itu dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga membagikan masker sebanyak 1.212.000 untuk pondok pesantren yang ada di Jatim.

“Gerakan santri bermasker menjadi ikhtiar bersama untuk saling melindungi satu sama lain, sehingga bisa saling terlindungi dari Covid-19. Karenanya, bagi para santri tidak bisa satu bermasker, satunya lagi melepas masker,” tegas Khofifah.

Menurut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini, Gerakan Santri Bermasker ini bisa menjadi bagian penguatan dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan di Jatim. Apalagi di Jatim terdapat lebih enam ribu pondok pesantren, dengan jumlah santri mencapai hingga sembilan ratus ribu lebih.

“Jumlah santri di Jatim cukup banyak, dan kegiatan mereka juga sangat padat. Karenanya, protokol kesehatannya harus betul-betul dikawal,” terang Khofifah.

Pada kesemptan yang sama, Gubernur Khofifah kembali mengingatkan kepada para santri untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M. Seperti memakai masker, menjaga jarak yang aman, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Ini penting, karena seperti diketahui bersama meskipun sudah ada upaya vaksinasi tetapi Covid-19 sampai saat ini belum ada obatnya.

 “Meskipun sudah mulai dilakukan proses pemberian vaksinasi Covid-19 pada tahap kedua, semua elemen masyarakat harus tetap meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Khofifah sambil menjelaskan berdasarkan data Kemenkes tokoh agama yang diberikan vaksinasi Covid-19 untuk tahap kedua di Jawa Timur sebanyak 9.377 orang, sebagaimana diketahui tahap pertama baru untuk tenaga kesehatan.

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, Gerakan Santri Bermasker menjadi bagian penting dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Jatim.

“Santri menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi Covid-19,” jelasnya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00