Belajar Bisnis Lewat OPOP, Pesantren Al Ma’ruf Kediri Tekuni Usaha Kopi

Tahun 2021 ini diharapkan akan ada 200 produk baru lewat program OPOP. Salah satunya Pesantren Al Ma'ruf Mojo,Kediri yang tak ingin melewatkan kesempatan untuk belajar bisnis bersama OPOP. Dengan usaha kopinya, diharapkan usaha tersebut semakin berkembang.

DP
Rabu, 07 Apr 2021
Belajar Bisnis Lewat OPOP, Pesantren Al Ma’ruf Kediri Tekuni Usaha Kopi
Muhammad Ghofirin, Sekretaris OPOP Jatim, mengapresiasi kemasan produk kopi Pesantren Al Ma'ruf Mojo,Kediri dalam sosialisasi OPOP 2021

SURABAYA – One Pesantren One Product (OPOP) sebagai ikhtiar mendorong kemandirian pesantren ini, menjadi program prioritas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Mengingat ada sekitar 6000 pesantren di Jatim, yang diharapkan kedepannya setiap pesantren memiliki produk unggulan masing-masing.

Selama dua tahun lebih berjalan, di tahun 2021 ini OPOP Jatim membuka kembali pendaftaran untuk peserta baru. Sebanyak 200 peserta mengikuti sosialisasi OPOP di Kampus UNUSA, Jemursari, Surabaya. Salah satunya yang tak ingin melewatkan kesempatan ini adalah Luk Luis Surayya.

Perempuan yang akrab disapa Luis ini merupakan alumni santri dari Pesantren Al Ma’ruf Mojo, Kediri. Ia mengaku diutus oleh kiyai untuk mengikuti sosialisasi OPOP yang berlangsung selama empat hari tersebut. Mengingat dirinya saat ini juga tengah menekuni usaha kopi bersama sang suami sejak tahun 2019.

“Saya menjadi perwakilan pesantren, karena saya diutus oleh kiyai. Karena kedepan saya diminta untuk melatih para santri untuk menekuni dunia usaha kopi,” jelasnya.

Produk yang diberi nama sujakopi ini diakui Luis merupakan 100 persen murni biji robusta yang didapat dari Dampit, Kab.Malang. Ia menuturkan jika sang suami adalah warga asli daerah setempat, dan menjadi petani kopi. Namun dikatakan alumni santri lulusan tahun 2014 ini, jika proses produksi kopi dilakukan di Tulungagung. Kedepan dikatakan dirinya jika sujakopi akan menjadi fokus usaha Pesantren Al Ma’ruf, Kediri.

“Maka dari itu saya diutus kiyai untuk ikut OPOP. Pulang dari sini misalnya saya akan mulai memberi pelatihan packing kopi, ini akan menjadi fokus usaha pesantren yang sebelumnya juga menekuni usaha produksi sabun, namun menurut kiyai itu kurang efektif” terangnya.

Diharapkan dengan mengikuti program OPOP, santri di pesantren memiliki bekal wirausaha yang menurutnya sangat dibutuhkan di jaman seperti saat ini.

“Saya mewakili pesantren, menurut saya program OPOP sangat bagus. Lewat OPOP kami pasti akan belajar banyak untuk mengembangkan bisnis ini. Selain itu program ini juga sesuai apa yang dibutuhkan santri jaman sekarang, yang harus punya keterampilan dan melek digital,” ucapnya.

“Santri juga harus melek digital. Untuk pemasaran selain dipasarkan secara offline juga harus online, lewat marketplace. Misalnya produk ini sudah punya pelanggan di Kalimantan dan Sulawesi, semuanya didapat dari online,” imbuhnya.

Disisi lain, Muhammad Ghofirin, Sekretaris OPOP Jatim mengapresiasi produk tersebut. Menurutnya produk sujakopi telah dikemas apik.

“Untuk packagingnya bagus dan rapi. Lewat OPOP ini kita akan belajar bersama agar produk semakin berkembang,” tutur Gus Ghofirin, sapaan akrabnya.

Diakui Luk Luis Surayya jika satu bulan usaha ini bisa memproduksi sebanyak 1 ton kopi, ditambah greenbean yang bisa mencapai 3 ton. Khususnya dengan pesantren yang juga ingin fokus bisnis dibidang kopi, maka tak ayal harapan usaha ini mampu semakin berkembang pesat dan mewujudkan kemandirian pesantren. (ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00