Kembangkan Potensi Daerah, Kini Sukses Berbisnis Kopi BIKLA

Melihat potensi daerah di Kabupaten Jember, Pesantren Ihya’us Sunnah hingga kini sukses mengembangkan kopi bermerek BIKLA. Kopi yang memiliki banyak khasiat ini dalam satu hari bisa mencapai dua ribu bungkus dengan nilai rata rata Rp. 20.000.000.

DP
Jumat, 09 Apr 2021
Kembangkan Potensi Daerah, Kini Sukses Berbisnis Kopi BIKLA
Kopi BIKLA buatan Pesantren Ihya’us Sunnah, Jember

Indonesia adalah negara  agraris. Namun minat remaja untuk  menjadi petani, semakin lama semakin menipis.  Malah kecenderungan mereka sejak lama adalah  bekerja  di kota, atau bahkan tinggal di kota. Akibatnya, roda  regenerasi petani berputar sangat lamban, atau bahkan stagnan.

“Padahal,  kalau berbicara pertanian, maka petani adalah subjek penting bagi kesinambungan ketersediaan produk pertanian.  Namun kenyatannya, profesi petani kurang diminati,” ujar Pengasuh Pesantren Ihya’us Sunnah, Jember Ustadz Bukhari.

Atas dasar itulah, Pesantren Ihya’us Sunnah, Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Pertanian di tahun 2016.

Menurutnya,  pendirian SMK Teknologi Pertanian itu merupakan jawaban atas kegalauan masyarakat terkait kian tergerusnya minat remaja untuk menekuni bidang pertanian dan perkebunan, sekaligus jawaban atas susahnya masyarakat sekitar Tugusari untuk mendapatkan sekolah yang sesuai dengan potensi alam.

“Sekuat tenaga kami bangun SMK ini untuk merespons keinginan masyarakat sekitar Tugusari, khususnya Dusun Sumbercanting,” ungkapnya.

Ustadz Bukhari menambahkan, potensi alam Desa Tugusari adalah perkebunan dan pertanian. Masyarakat desa setempat, 99 persen adalah petani sawah dan petani kopi (kebun).  Namun tidak ada jaminan bahwa kondisi tersebut akan lestari jika tidak ada regenerasi yang sistematis.

“Lulusan SMK di sini kan punya ilmu. Jadi walaupun mereka tidak turun langsung sebagai petani, tapi mungkin bisa kreatif dan punya terobosan untuk meningkatkan hasil pertaniannya,” jelasnya.

Keberadaan SMK Teknologi Pertanian tersebut, akhirnya menjadi salah satu pemicu dibangunnya pabrik kopi merk BIKLA di lingkungan pesantren tersebut. Tentu saja para murid SMK Teknologi Pertanian itu tidak sekadar berteori tapi bisa mempraktikkan ilmu bertani kopi hingga cara memproduksi kopi bubuknya.

Hingga saat ini kopi BIKLA telah mempunyai pasar di seluruh nusantara. Kopi yang memiliki banyak khasiat ini dalam satu hari bisa mencapai dua ribu bungkus dengan nilai rata rata Rp. 20.000.000, berarti dalam satu bulan mencapai Rp. 600.000.000.

Kepala SMK Teknologi Pertanian, Muhsin Alatas mengemukakan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas lembaga untuk melahirkan lulusan yang mumpuni. Dengan perpaduan kurikulum agama dan pendidikan vokasi, Muhsin berharap agar anak didiknya bisa tampil sebagai sosok yang peduli terhadap pertanian dengan bingkai agama.

“Maka saya kira sangat ideal jika petani atau yang peduli pertanian, mempunyai bekal keagamaan yang kuat,” terangnya.(ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00