Sinergi Bersama OPOP, BagusS Bangkitkan Ekonomi Pesantren

Anggota BagusS siap turut membangkitkan ekonomi pesantren., agar produk pesantren semakin dikenal baik lokal maupun internasional.

DP
Senin, 12 Apr 2021
Sinergi Bersama OPOP, BagusS Bangkitkan Ekonomi Pesantren
BagusS siap mendorong perekonomian rakyat.

SURABAYA – Program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur, One Pesantren One Product (OPOP) mendapat perhatian khusus dari sebuah organisasi Barisan Gus dan Santri (BagusS). Mereka mempunyai tekad untuk membangkitkan ekonomi pesantren. Hal itu tampak dilakukan dalam kegiatan silaturahim sekaligus menggelar saresehan terkait kemandirian pesantren dan penguatan ekonomi di Hotel Pesonna Surabaya, Sabtu (10/4/2021).

Dua narasumber saresehan hadir yakni Direktur Pasca Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr M Mas’ud Said dan Rektor Universitas Nurul Jadid (Unuja) Probolinggo, KH Abdul Hamid Wahid.

Ketua Umum DPP BagusS, KH Fahmi Amrullah Hadzik menuturkan, saresehan digelar untuk mengenalkan peluang dan potensi-potensi ekonomi yang bisa diraih kalangan pesantren.

“Karena selama ini potensi ekonomi tidak begitu tergali. Maka kita sudah mulai waktunya untuk bangkit menghidupkan ekonomi umat, ekonomi pesantren, dengan berbagai macam produk,” katanya.

Produk tersebut, papar Kiai Fahmi, di antaranya kopi, makanan, sembako, jasa, dan sebagainya.

“Ini insyaallah moga-moga ke depan kita bisa melaksanakan itu semua. Ya, ini memang salah satunya karena ada kesempatan, ada peluang dari Pemprov yaitu OPOP. Jadi kita harapkan nanti itu betul-betul kita manfaatkan potensi tersebut,” paparnnya.

Sementara itu Prof Mas’ud menuturkan, pesantren punya sejarah panjang, baik itu sejarah keilmuan, kebudayaan, maupun networking.

“Dan produk-produk pesantren itu sekarang sangat banyak dan nyambung dengan kebijakan Gubernur Jatim, OPOP,” katanya.

Menurut Prof Mas’ud, selain memenuhi kebutuhan sendiri lewat produk yang dihasilkan, pesantren bisa mengambil peran halal culture maupun halal industry.

Sebab menurut penelitian, kata Prof Mas’ud, negara-negara seperti Jepang, Brazil, Korea, ternyata lebih menyukai industri makanan halal karena lebih bersih dan sehat.

“Dan biidznillah (atas izin Allah) produk-produk halal itu sekarang menjadi tren dunia. Jadi halal culture namanya,” kata Prof Mas’ud yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Mensos bidang Program Kerja dan SDM pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Jadi kita menuju ke halal culture. Pesantren melalui BagusS itu dikuatkan untuk mendukung, memproduksi, dan menjadi pemain di dalam halal culture dan halal industry,” (ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00