Resep Pesantren Memulai Membangun Bisnis

Indonesia memiliki hampir sekitar 30.000 pesantren yang tersebar di seluruh Tanah Air. Adapun sekitar 80 persennya terdapat di Pulau Jawa.

opopjatim
Senin, 09 Nov 2020
Resep Pesantren Memulai Membangun Bisnis
Resep Pesantren Memulai Membangun Bisnis

Surabaya – Indonesia memiliki hampir sekitar 30.000 pesantren yang tersebar di seluruh Tanah Air. Adapun sekitar 80 persennya terdapat di Pulau Jawa.

Pesantren pun memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar, baik dari kuantitas maupun kualitas. Potensi ini dapat mendorong akselerasi pembangunan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah dunia.

Direktur One Pesantren One Product (OPOP) Training Center Mohammad Ghofirin mengatakan beragam kisah sukses pesantren dalam mengoptimalkan perannya, baik bagi perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sebagai contoh Pesantren Istiqomah Al-Amin Lampung yang memiliki slogan ‘Menyelesaikan Masalah menjadi Maslahah, Masalah Berujung Hikmah’. Dibangun di daerah perkampungan, maka sumber pembiayaan operasional pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi salah satu masalah besar yang timbul. Dalam hal ini, pesantren tidak bisa mengenakan biaya yang terlalu tinggi bagi para santri karena dikhawatirkan justru akan mempersempit jangkauan pesantren dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat di sekitar pesantren.

Pesantren tersebut mempunyai strategi untuk mengatasi masalah ini, antara lain lewat pengembangan inovasi usaha budidaya ikan dengan metode bioflok, pendirian kopontren dan BMT, kerja sama dengan dinas dan asosiasi terkait untuk perluasan usaha pesantren. Pesantren ini juga melakukan optimalisasi potensi SDM melalui penyesuaian metode pembelajaran santri sesuai dengan kecerdasan dasarnya.

Ada juga Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang menggembangkan usaha dengan rumusan bahwa kerumunan jamaah bisa menjadi potensi ekonomi. Pesantren ini mengusung slogan ‘Dari masjid untuk Indonesia yang Rahmatan Lil-alamin’. “Awal pembangunan Daarut Tauhid berawal dari tanah wakaf, dan berkat pengelolaannya yang produktif, saat ini penerimaan Pesantren dapat mencapai Rp 151 miliar per tahun yang berasal dari pendidikan, pengelolaan aset wakaf produktif dan dividen dari anak perusahan yang dikelola. Surplus pesantren saat ini sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar per tahun.

Ada pula pesantren Daarunahdlatain Nahdatul Wathan Panchor Nusa Tenggara Barat (NTB). Pesantren ini terus berinovasi untuk semakin meningkatkan kemandirian pesantren. Pada masa-masa awal berdiri, tenaga pengajar pesantren dibayar dalam bentuk padi dari tanah wakaf yang dikelola pondok pesantren. Kemudian, pesantren terus berinovasi untuk pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, melalui berbagai unit usaha pesantren.

Seperti pengelolaan wakaf produktif dengan penerapan inovasi untuk meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas di bidang perikanan dan perunggasan bekerjasama dengan IPB, perluasan unit usaha konveksi dan penyediaan jasa makanan melibatkan Santri SMK Pesantren, dan perluasan unit usaha bakery.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00