Bisnis Baru di Tengah Pandemi, Usaha Roti Pesantren Al Amanah Junwangi
Meski pandemi tak menyurutkan santri untuk berkreasi. Santri Pesantren Al Amanah Junwangi membuka usaha bakery.
SURABAYA – Kondisi pandemi Covid-19, tak menyurutkan para santri di Pesantren Modern Al Amanah Junwangi, berkreasi. Pesantren yang baru saja menerima kunjungan dari Gubernur Khofifah tersebut memiliki kegiatan baru, yakni bergelut dibidang bakery.
Ahmad Zahuda Staf Kepengurusan Santri mengatakan jika usaha jajanan yang diberi nama “Al Amanah Bakery” ini sebagai motivasi untuk santri agar tetap berkarya di tengah pandemi.
Usut punya usut, nyatanya pesantren yang terletak di Kecamatan Krian, Sidoarjo ini sebenarnya sejak dua tahun lalu telah memiliki rencana usaha bakery. Namun baru tahun 2021 ini terlaksana.
“Di pesantren kita ini ada 1.500 lebih santri, jadi kita lihat sebelumnya roti itu cepat habisnya. Sekitar satu minggu hampir seribu roti habis itu pertama dari luar. Akhirnya kita punya inisiatif bikin di dalam pesantren,” ujarnya.
“Kami pun juga melihat jika produk makanan yang banyak diminti masyarakat ialah roti” ujarnya.
Diceritakan Gus Iza, sebelumnya pesantren sempat mendapat tawaran kerjasama dari salah satu perusahaan roti. Roti yang ditawarkan adalah roti pastry. Namun kerjasama itu dibatalkan karena kurangnya minat santri terhadap pastry selain karena harganya yang lebih mahal.
“Dulu ada salah satu pabrik menawarkan kerjasama seperti pastry, tapi di koperasi tidak begitu laku. Akhirnya kita buat roti manis yang lebih banyak peminatnya,” ujarnya.
Dalam usaha ini, tidak hanya melibatkan santri saja, namun Pesantren Modern Al Amanah Junwangi juga melibatkan warga sekitar dalam pembuatan bakery. Sedangkan Proses produksi diawasi oleh Ustadzah Alik Nadhiroh Staf Kepengurusan Santri. Semua resep dan racikan bakery pun dibuatnya sendiri hasil belajar dari kanal Youtube.
Untuk jenis roti, Al Amanah Bakery memiliki dua pilihan, roti manis dan pastry. 17 jenis untuk roti manis sedangkan untuk pastry ada sendiri.
Menurut Gus Iza pun jika keunggulan bakery disana tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali, sekaligus kualitas rasa juga tak ragu dengan kompetitor roti lainnya
“Harga kami juga standar, bisa kalangan menengah ke bawah dan pastry untuk kalangan menengah keatas. Harganya seribu, dua ribu. Untuk roti manis harga Rp6 ribu itu sudah roti pizza,” ucapnya.
Ditambahkan Gus Iza jika santri memang identik dengan hanya belajar agama. Namun pengurus pesantren juga ingin santri dibekali ilmu berbisnis salah satunya lewat usaha bakery ini.