Pesantren Al Mardliyyah Al Mujaddadiyah Madiun Sukses Kembangkan Agrobisnis

Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun sukses kembangkan usaha agrobisnis. Bahkan permintaan buah melonnya dikirim sampai ke China.

DP
Selasa, 31 Agst 2021
Pesantren Al Mardliyyah Al Mujaddadiyah Madiun Sukses Kembangkan Agrobisnis
Gus Sofa bersama Sekjen OPOP, M.Ghofirin serta Pimdiv Syariah BPD Jatim di kebun Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun

MADIUN – Sejak tahun 2008, pesantren yang terletak di Kecamatan Taman, Kota Madiun ini berdikari menekuni usaha dibidang pertanian, yakni budidaya tanaman jenis buah-buahan dan sayuran.

Melalui usaha agrobisnis ini, dijelaskan KH. Agus Mustofa, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun berharap agar pesantren bisa lebih mandiri dalam pengelolaan ekonomi.

“Pesantren harus mandiri tidak harus berpangku tangan pada siapapun. Ketika sudah mengelolah pasti kita bisa. Hal ini juga terinpsirasi dari kiai saya dulu, setelah mengajar beliau pergi ke sawah, berkebun,” ujar Gus Sofa, panggilan akrabnya.

Bermacam – macam jenis tanaman yang dibudi dayakan di lahan yang terletak 3 KM dari pesantren tersebut. Diantaranya terong, tomat, bayam, buncis, semangka, melon dsb. Salah satunya yang menjadi unggulan ialah melon varietas “golden”.

Dikatakan Gus Sofa jika varietas golden sengaja dipilihnya untuk dibudidayakan lantaran jenis tersebut belum banyak ditanam di wilayah Madiun. Selain itu, budi daya melon juga tergolong lebih untung meskipun proses penanamannya terbilang susah.

“Cara menanamnya memang lebih rumit , pupuk melon itu juga lebih mahal. Saya kan basicnya di pertanian dengan belajar otodidak, dulu juga pernah menanam tebu contohnya,” ungkapnya.

“Masih jarang orang yang memilih nanam melon, mungkin karena rumit,” imbuhnya.

Meski begitu, Pimpinan Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun tetap fokus menekuni budi daya melon golden. Alhasil buah keseriusannya, sudah memiliki pasar di Jakarta sampai ke negeri China.

“Permintaan pasar untuk buah melon golden sangat tinggi, buah tersebut banyak dicari karena segar dan rasanya yang manis. Selain dijual lokal di wilayah Madiun, kami memiliki pasar di Jakarta dan beberapa kali ekspor ke China,” terangnya.

“Pernah mengirim sampai 50 ton melon ke Jakarta,” lanjutnya.

Menurutnya buah melon hasil budi daya pesantren ini bisa lolos karena memenuhi standar ekspor.

“Kalau untuk diekspor itu beratnya minim 1,7 kg atau 2 kg. Kadar gula tidak boleh kurang dari 10 brix, dengan waktu penanaman sampai 75 hari,” jelasnya.

“Jika waktu panen tidak sampai waktu yang sesuai, terburu-buru dipetik, maka hasilnya bisa cepat busuk. Kalau punya kami tahan bisa sampai 1 bulan,” imbuhnya.

Dijelaskan lebih lanjut, menurutnya jika masih banyak petani yang tidak sesuai SOP dalam penanaman melon. Hal itu yang membuat buah tersebut cepat busuk dan rasanya hambar.

“Banyak petani yang menekan biaya produksi. Pupuk melon ini cenderung mahal. Kelihatannya melon itu besar, tapi SOP tidak dilakukan jadi rasanya nanti hambar. Dan seperti yang saya jelaskan tadi jika dipetik tidak sesuai umurnya maka cepat busuk nanti,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Gus Sofa memberikan tips pada Sobat OPOP, agar tidak salah dalam memilih buah melon di pasar.

“Pilihlah kulit melon dengan jaring-jaringnya tebal bukan tipis. Terus kalau dipukul bunyi airnya kopyok kopyok, itu jangan dibeli, jelas itu sudah rusak,” tuturnya.

Selain disibukkan dengan budidaya buah-buahan dan sayuran, Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun juga fokus menekuni dunia peternakan, yakni ikan lele dan mujaer.

“Agar geliat ekonomi di pesantren ini jalan. Kalau untuk santri memang saya lebih mengajarkan ilmu tekniknya. Seperti cara penanaman, pemupukan yang benar, mempelajari unsur-unsur tanaman, pskilogi tanaman itu seperti apa dsb,” pungkasnya.

Tertarik untuk mencoba segar dan manisnya buah melon Pesantren Al Mujaddadiyah Madiun, Sobat OPOP bisa menghubungi Gus Sofa (0856-4926-5515).

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00