BI Dorong Pesantren Genjot Pengembangan Ekonomi Syariah

Dalam rangka road to Fesyar Regional Jawa 2021, Bank Indonesia menghelat talshow bersama salah satu tv swasta di Surabaya dengan tema Optimalisasi Peran Pesantren dalam Mendukung Peran Ekonomi Syariah di Jawa. Mengingat pesantren saat ini menduduki peranan penting dalam pengembangan ekonomi syariah.

DP
Sabtu, 25 Sep 2021
BI Dorong Pesantren Genjot Pengembangan Ekonomi Syariah
Dadal Angkoro, Deputi Direktur SB.Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur

SURABAYA - Pondok pesantren menjadi kekuatan penting dan strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional. Bank Indonesia pun telah menempatkan peran penting pesantren dalam pengembangan ekonomi syariah.

Salah satunya Bank Indonesia Jawa Timur bekerjasama dengan program yang diinisiasi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dalam hal pemberdayaan pesantren melalui One Pesantren One Product (OPOP).

“Kami sangat mendukung program yang diinisiasi oleh Ibu Gubernur Khofifah yakni OPOP, karena program ini sangat baik dan menarik. Dan tentunya program ini meningkatkan ekonomi syariah melalui pesantren,” ucap Dadal Angkoro, Deputi Direktur SB.Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, dalam talkshow bertajuk Optimalisasi Peran Pesantren dalam Mendukung Peran Ekonomi Syariah di Jawa, yang disiarkan oleh TV 9.

“Sinergi BI bersama OPOP ialah kami menguatkan kapasitas dari sisi pesantrenpreneur, santripreneur, sosiopreneur,” imbuhnya.

Untuk menguatkan kapasitas tersebut, beberapa cara dilakukan Bank Indonesia. Diantaranya dari proses pendampingan bisnis, pelatihan, hingga akes pembiayaan.

“Lebih banyak memberikan pelatihan bukan ke individu-individu, namun langsung ke pesantren atau lembaga-lembaganya, agar dampaknya lebih besar,” tutur Dadal

Sementara itu, A.Hakim Jayli, CEO TV 9 sekaligus Wakil Ketua HPN Jawa Timur mengatakan jika pesantren memiliki potensi yang luar biasa. Dengan menggandeng pesantren, ekonomi syariah di Indonesia bisa berkembang dengan pesat. Namun langkah pertama yang harus dilakukan ialah memberi awareness kepada ponpes di Jatim.

“Seperti yang dikatakan Almarhum Gus Dur jika pesantren adalah sub cultur dari culture di Indonesia. Pesantren adalah bagian dari masyarakat negara Indonesia yang sangat besar. Salah satu cirinya adalah memiliki orientasi Ketuhanan. Jika pemerintah mampu menjelaskan tentang ekonomi syariah yang berorientasi Ketuhanan ini kepada pesantren, Insyallah program ini bisa terlaksana. Makanya awareness ini saya rasa sangat penting diberikan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Hakim menambahkan agar produk – produk pesantren ini bisa bersaing secara global, maka yang harus diperhatikan ialah selain kualitas produk, tentu juga kapasitas jumlah produk.

“Kapasitas ini sangat penting, karena banyak yang tidak memikirkan detailnya seperti itu. Bagaimana konsumen bisa mendapat dengan mudah cepat produk tersebut, stoknya harus ada supaya bisa berkompetisi,” tuturnya.

Kegiatan talkshow ini sendiri merupakan rangkaian acara, dalam ajang Fesyar Regional Jawa 2021 yang akan berlangsung pada 27 September - 2 Oktober 2021. Bank Indonesia sendiri akan mengambil tema sinergi membangun ekonomi Syariah melalui digitalisasi untuk pemulihan ekonomi.

Sebagai informasi, acara Fesyar nanti akan ada empat fokus utama kegiatan. Diantaranya deklarasi Rumah Kurasi untuk bertugas memperkuat UMKM dan One Pesantren One Product (OPOP), kerja sama Hebritren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) se-Jawa, penyaluran pembiayaan Zizwaf, serta teknologi finansial (tekfin) untuk pembiayaan UMKM produktif.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00