Nggak Cuma Jago Ngaji, Santri Siap jadi Bos Kopi

Kegiatan pelatihan kopi untuk santri di Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Hal ini bertujuan agar santri tidak hanya pandai dalam ilmu agama saja, namun juga memiliki bekal skill wirausaha.

DP
Minggu, 26 Sep 2021
Nggak Cuma Jago Ngaji, Santri Siap jadi Bos Kopi
Kegiatan pelatihan kopi untuk santri di Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang

MALANG - Tak hanya mencetak generasi yang pintar berdakwah, Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh memiliki sederet inovasi pembelajaran bagi santri. Salah satunya melalui pendidikan berwirausaha melalui pelatihan pengolahan biji kopi.

Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Prof. Mohammad Bisri mengungkapkan, inovasi pendidikan ini tetap diselaraskan dengan mengacu pada sunah Nabi Muhammad SAW. Para santri diajarkan untuk bisa berdakwah namun juga mempunyai skill untuk berwirausaha.

“Meniru Kanjeng Nabi, yaitu berdagang. Ini harus disinergikan antara pendidikan agama dan di dunia seperti berwirausaha. Salah satunya kegiatan berwirausaha itu adalah belajar tentang berbisnis kopi,” ujarnya berdasar rilis berita yang diterima oleh tim OPOP Jatim.

Pesantren dibawah asuhan Kiai Bisri ini juga memiliki tempat Pelatihan biji kopi sendiri di pesantren yaitu Gedung Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). Harapannya juga akan menyasar untuk ranah luar pesantren.

“Kita punya BLKK yang menjadi pusat latihan kerja para santri nanti untuk mengasah skill mereka, selain knowledge ya. Salah satunya usaha kopi ini,” jelas Kiai Bisri.

Pesantren Bahrul Maghfiroh memiliki rencana jika kedepan pelatihan tersebut akan lebih luas lagi dengan dibentuknya sekolah kopi. Bukan sekedar mimpi, tapi pesantren saat ini juga berusaha keras agar pemasaran produk-produk para santri bisa tembus kancah dunia.

“Kedepan akan dibuat sekolah kopi karena kopi prospeknya tidak hanya indonesia tapi dunia. Ya barangkali ada santri yang level dunia, tapi agamanya juga kuat, berseiring juga dengan bisnis yang kuat,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua BLKK Bahrul Maghfiroh Kota Malang Ibnu Taufiq MPd mengungkapkan, para santri yang belajar pelatihan pengolahan biji kopi tersebut setidaknya butuh waktu kurang lebih selama satu bulan.

Mereka diberi pelatihan mulai dari dasar. Diantaranya materi, proses penanaman biji kopi, panen, praktek, proses penyajian kopi, hingga pemasaran baik secara offline maupun berbasis digital atau secara online.

“Karena itu, penting sekali. Jadi, tidak hanya materi Tapi mulai dari menanam kopi, kemudian memelihara, prosesing, roasting, brewing atau penyajian, membuat racikan kopi dengan cita rasa yang khas dan digital marketing,” ungkapnya.

Dari pelatihan itu, para santri bisa lebih diketahui untuk lebih suka dalam proses penanaman atau tahap penyajian. Pelatihan digital marketing pun dilakukan untuk mengenalkan kepada santri bagaimana dalam memasarkan produk melalui berbagai platform sosia media.

“Sehingga mereka di sini nggak hanya pintar ngaji, tapi menumbuhkan wirausahanya. Ke depan bisa berbisnis dan kita latih juga bagaimana jualan offline untuk melatih mental mereka berwirausaha,” pungkasnya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00