Sinergi OPOP dan SMK, Beri Keterampilan Santri

Dispendik Jatim lewat program Bakti SMK bersinergi dengan OPOP Jatim. Kegiatan ini merupakan pelatihan keterampilan untuk para santri.

DP
Sabtu, 16 Okt 2021
Sinergi OPOP dan SMK, Beri Keterampilan Santri
Rapat koordinasi persiapan program Bakti SMK Tahun 2021 di Kantor Dispendik Jatim.

SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur semakin perhatian dalam membangun karakter dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pondok Pesantren. Seperti yang terlaksana dalam program Bakti SMK oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang bekerjasama dengan One Pesantren One Product (OPOP) Jatim.

Kegiatan Bakti SMK ini bertujuan untuk memberi keterampilan dan tambahan skill kepada para santri di Jawa Timur. Sebelumnya program pelatihan yang terbentuk di tahun 2020 ini menyasar pada masyarakat umum.

Kurniawan Hary Putranto, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMK Dindik Jatim mengatakan jika tahun ini fokus pada pelatihan santri. Maka dari itu pihaknya bekerjasama dengan OPOP yang juga menjadi program prioritas Pemprov Jatim.

“Tahun ini kita kolaborasi OPOP untuk menjadi pembinanya dengan menyasar santri. Keterampilan yang diberikan bermacam-macam. Ada tata boga, jahit, otomotif, sesuai kompetensi siswa SMK tersebut,” jelas Kurniawan usai mengikuti rapat koordinasi kegiatan Bakti SMK bersama OPOP dan beberapa perwakilan SMK di kantor Dispendik Jatim, Jumat (15/10/2021).

Pada tahun ini ada 9 SMK yang memberi pelatihan keterampilan pada 9 pondok pesantren. Diantaranya SMKN 1 Boyolangu Tulungagung memberi pelatihan Ponpes Luhur Sulaiman, SMKN 1 Sidoarjo dengan Pesantren Burhanul Hidayah, SMKN 5 Jember dengan Ponpes Hubbul Quran, SMKN 1 Bangil Pasuruan melatih Pesantren Annuriyah Banat VII, SMKN 1 Grati Pasuruan dengan Ponpes Al Murtadlo, SMKN 1 Sampang melatih Ponpes Sumber Kasian, SMKN 2 Bangkalan dengan Pesantren Al Kaukabudduri, SMKN 3 Pamekasan dengan Ponpes Nasyrul Ulum, serta SMKN 1 Kalianget Sumenep mengajar keterampilan pada Pesantren Mathali’ul Anwar Putri.

“Dengan adanya program ini kita beri mereka keterampilan. Harapannya saat santri lulus nanti tidak harus jadi guru ngaji saja, tapi juga bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Misalnya waktu pagi sampai sore kerja, habis maghrib jadi guru ngaji kan bisa,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu Kurniawan juga memaparkan jika kegiatan ini tidak akan menganggu jam pelajaran sekolah maupun di pondok.

“Kita akan atur jamnya pokoknya tidak boleh mengganggu jam siswa maupun santri,” terangnya.

Diketahui Program Bakti SMK ini pertama kali dilakukan di Jatim. Dengan melibatkan siswa dan guru produktif. Diharapkan dapat memberi tambahan keterampilan pada santri. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang dituntut untuk memanfaatkan segala peluang baru.

 

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00