Pesantren Nurul Ulum Jember Berdayakan Santri dan Petani Kopi

Jember memiliki potensi kopi yang melimpah, maka dari itu Pesantren Nurul Ulum Jember fokus memerdayakan santri dan petani kopi untuk menghasilkan produk unggulan pesantren berupa kopi bubuk.

DP
Kamis, 21 Okt 2021
Pesantren Nurul Ulum Jember Berdayakan Santri dan Petani Kopi
Potensi biji kopi yang melimpah di Jember, dimanfaatkan oleh Pesantren Nurul Ulum.

JEMBER – Pesantren Nurul Ulum tidak hanya fokus membina akhlak generasi penerus bangsa saja, namun sejak tahun 2012, pesantren di Jember ini juga memikirkan bagaimana meningkatkan ekonomi pesantren dan warga sekitar.

Utamanya pesantren ingin memberikan keterampilan wirausaha kepada para santri sekaligus masyarakat, khususnya petani kopi yang memang daerah setempat kaya akan potensi kopi.

Gus Tantowi Ketua Yayasan Ponpes Nurul Ulum mengatakan jika pesantren memanfaatkan sumber daya alam di daerah tersebut, untuk dijadikan produk unggulan pesantren. Kopi khas Silosanen ini menariknya memiliki kekhasan paduan unsur coklat.

“Kopi di sini memang mempunyai kekhasan, kopi Silosanen ini kental dan khas kecoklatan. Kopi Robusta yang Kami budidayakan ada kecoklatannya,” terangnya

Sebelumnya dikatakan Gus Tantowi jika masyarakat hanya menjual biji kopinya saja, kemudian orang lain yang menjual dalam bentuk bubuk. Maka dari itu,pihaknya ingin ada perubahan yang berdampak positif bagi perekonomian.

“Kami membuat produk Kopi Bubuk, karena masyarakat di sini penghasilan utamanya adalah dari kopi. Kami pihak pesantren dengan visi sebagai agent of change, berusaha agar kita bisa memutus mata rantai harga dari petani ke pengepul. Disamping itu juga akan memodif untuk menjual kopi dalam bentuk bubuk ke pasaran,” jelasnya.

Menurutnya, kopi yang dikembangkan ini tidak mencampur dengan kopi daerah lain. Murni hasil bumi daerah Desa Pace, Jember.

“Kami hanya mengolah dan menjual kopi bubuk khas pegunungan Silosanen, yang lokasinya sangat dekat dengan di sini. Ini merupakan murni hasil bumi dari masyarakat dan pesantren di Desa Pace,” ungkapnya.

Kopi yang diberi label nama “An – Najun” ini berbentuk bubuk, yang dikemas dalam plastik mulai dari ukuran seperempat kilogram hingga 1 kilogram. Tak hanya itu, pesantren juga menawarkan kemasan dalam bentuk saset.

“Terbaru itu, kami pertama buat 1000 saset. Dan alhamdulillah, sambutan masyarakat luar biasa,” ucapnya.

Untuk menjamin mutu terbaik, Pesantren yang bergabung bersama program OPOP Jatim ini, memproduksi kopi bubuk dengan alat tradisional, terutama proses sangrai dan penumbukan. Yaitu disangrai dengan menggunakan kayu bakar dan ditumbuk dengan memakai lesung, tidak diselep.

“Kami ingin mempertahankan ciri khas kopi desa dengan aroma yang khas pula,” pungkasnya.



 

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00