Pomosda Sulap Limbah Jagung, Mampu Ekspor Sampai ke Jepang
Pomosda Ngajuk mampu menyulap limbah jagung menjadi pundi-pundi rupiah, bahkan mampu sampai diekspor ke Jepang. Yakni menyulap bonggol jagung menjadi budi daya media tanam jamur.
SURABAYA – Peluang pemasaran produk pesantren sangat terbuka lebar, baik skala nasional maupun luar negeri. Sebut saja, Pesantren Modern Sumber Daya At-Taqwa Nganjuk (Pomosda) yang berhasil memasarkan produknya hingga ke negeri sakura, Jepang.
Menariknya, Pomosda menyulap limbah jagung menjadi suatu produk yang faktanya mampu meraup pundi-pundi rupiah, bahkan diterima di pasar ekspor. Limbah tersebut ialah bonggol jagung yang bisa dimanfaatkan menjadi tanam jamur.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sangat mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh Pomosda. Orang nomer satu di Jatim ini pun memberikan motivasi, jika produk pesantren mempunyai potensi tinggi menembus pasar dunia.
“Kita berharap inovasi dan menemukenali produk-produk yang sepetinya sepele menjadi luar biasa. Sebagai contoh, bahan bakar dari bonggol jagung oleh Pomosda ini,” ungkapnya saat menghadiri penutupan OPOP Expo 2021 di Icon Mall Gresik.
Jagung sendiri merupakan salah satu komoditas pangan yang banyak ditanam oleh petani. Namun selama ini petani hanya memanfaatkan bijinya sebagai bahan pangan, sedangkan daunnya menjadi pakan ternak ruminansia. Sementara bagian tanaman jagung yang lain sering tidak dimanfaatkan dan menjadi limbah.
Melihat hal itu, Pomosda pun memanfaatkan bonggol jagung menjadi media tumbuh jamur. Limbah yang awalnya tidak bernilai, mampu disulap dengan sentuhan teknologi sederhana, yakni menghasilkan nilai tambah di tengah pandemic Covid-19.
Pengasuh Pomosda, KH. Moh. Dzoharul Arifin, atau yang akrab dikenal dengan Kiai Tanjung, ini mengungkapkan jika kerjasama dengan Jepang, mengingat kala itu negara tersebut mengalami krisis pangan di tengah pandemi Covid-19.
“Ini bisa menjadi pembelajaran kita semua, karena Jepang saat bertemu dengan kita membicarakan tentang krisis pangan. Kemudian salah satu alternatif untuk opsi menanggulangi krisis pangan ialah jamur, karena protein nabatinya tinggi,” jelasnya usai menghadiri acara OPOP Expo 2021.
Diungkapkan Kiai Tanjung, jika budidaya bonggol jagung atau yang juga dikenal dengan janggel jagung, ini telah digeluti sejak pandemi, sekitar satu tahun lebih.
Namun siapa sangka, budidaya tersebut mampu dilirik negara asing hingga tercatat sudah melakukan 45 kali ekspor. Dalam satu bulan, Pomosda mampu mengekspor sebanyak tiga kali pengiriman.
“Satu bulan itu tiga kali minimal pengiriman. Rata-rata sekali pengiriman bisa menggunakan empat container. Untuk satu kontainer itu sekitar10 ton, jadi sekali mengirim bisa 40 ton,” ungkapnya.
“Kalau untuk pengiriman janggel jagung ini yang penting jagung tidak boleh ada jamur, agar lolos dari produk beroerintasi ekpor ini,” lanjutnya.
Selain membudidayakan bonggol jagung yang mampu diekspor hingga ke Jepang, nyatanya Pomosda juga tak jarang memasarkan produk lainnya sampai ke mancanegara.
“Ada juga daun talas kering, yang sudah lebih dulu kami ekspor ke Australia,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Tanjung juga mengajak pada masyarakat, khususnya para petani agar tidak putus asa. Mengingat pertanian menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.
Tertarik dengan budidaya bonggol jagung yang dilakukan oleh Pomosda, sila hubungi 081333119729