Apresiasi OPOP Jatim, Kalsel Siap Bentuk Program OPOP
Meneladani program OPOP Jatim, Provinsi Kalimantan Selatan siap akan membentuk program OPOP di tahun 2022.
SURABAYA – Acara Sarasehan Roadmap Pengembangan Ekonomi & Bisnis Nahdliyin di Abad ke 2 NU, yang berlangsung di Bandar Lampung kemarin (23/12/2021) menyisakan cerita tersendiri.
Pasalnya banyak beberapa daerah yang juga ingin menerapkan program kemandirian ekonomi berbasis pesantren, One Pesantren One Product (OPOP). Salah satunya ialah Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan yang bertajuk ‘Kiprah OPOP Jatim dalam memajukan ekonomi Pesantren dan NU serta sumbangan pemikiran untuk kebangkitan ekonomi NU’ ini menggugah Provinsi Kalimantan Selatan untuk mewujudkan OPOP di Kalsel.
Edy Setyo Utomo, Sekretaris Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalsel, mengatakan jika Pemprov Kalimantan Selatan siap mewujudkan program OPOP di tahun 2022.
“Insya Allah program OPOP di Kalimantan Selatan akan terwujud. Kami sudah melakukan audiensi ke gubernur, dewan, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalsel untuk memperjuangkan anggaran bagi Pondok Pesantren,” ungkapnya.
Menurutnya, OPOP Jawa Timur menjadi salah satu inspirasi lantaran memiliki konsep pembinaan, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren.
“Pendekatan kita sama seperti OPOP Jatim, karena konsepnya ke pembinaan, membina pesantren agar mandiri,” tuturnya.
Dijelaskan Gus Edi melalui via telepon, Program One Pesantren One Product ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri, agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan skill, teknologi produksi, distribusi, pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis.
Rencananya seluruh pesantren yang bergabung bersama OPOP, akan diberikan program pembinaan terpadu dan juga ditingkatkan kemampuan daya saing ekonominya serta didampingi untuk proses pengembangan usahanya, bersinergi dalam jaringan bisnis yang potensial. Sehingga mereka berhasil menjadi sebuah pondok pesantren yang mandiri.
Pihaknya berharap kerjasama dan dukungan dari semua stake holder, pondok pesantren dan organisasi – organisasi pesantren baik IPI, FKPP, Hebitren, RMI juga Santripreneur Indonesia.
“Insya Allah rencananya kami juga akan melakukan studi banding ke OPOP Jawa Timur,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Sekjen OPOP Jatim, M.Ghofirin menyambut baik apresiasi tersebut.
“Diantaranya ada dari Kalimantan Selatan, ada juga dari Sorong, Papua, ada juga dari Bengkulu, Jawa Tengah, dan beberapa daerah lainnya yang ingin mencontoh konsep OPOP Jatim,” paparnya.
“OPOP Jawa Timur akan siap mendukung provinsi-provinsi lain di Indonesia untuk melakukan upaya pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren,” imbuh Gus Ghofirin, panggilan akrabnya.