HEBITREN SOLO RAYA BELAJAR DARI OPOP JAWA TIMUR: SIAP REPLIKASI MODEL BISNIS PESANTREN INOVATIF
HEBITREN SOLO RAYA BELAJAR DARI OPOP JAWA TIMUR: SIAP REPLIKASI MODEL BISNIS PESANTREN INOVATIF
Salatiga, 3 Desember 2024 – Dalam rangkaian Rihlah HEBITREN dan Pesantren Solo Raya yang digelar di Salatiga, Gus Mohammad Ghofirin, Sekretaris Jenderal OPOP Jawa Timur, memberikan materi inspiratif tentang model pemberdayaan ekonomi pesantren yang telah sukses diterapkan di Jawa Timur. Acara ini menjadi momentum penting bagi HEBITREN Solo Raya untuk mengadopsi dan mereplikasi inovasi model bisnis pesantren berbasis ekonomi syariah yang berdaya saing. Diantaranya adalah model kolaborasi Pentahelix (ABCGM) yang dilakukan oleh OPOP Jawa Timur, yaitu Akademik (keterlibatan akademisi kampus), Business (dukungan dari Perusahaan, BUMN (dorongan kuat dari BUMN), Community (Kolaborasi bersama banyak komunitas pegiat ekonomi syariah dan komunitas lainnya), Goverment (Dukungan penuh dari Pemerintah pusat, maupun daerah), dan Media (Kolaborasi dengan Media masa).
Dalam presentasinya, Gus Ghofirin menjelaskan pilar-pilar utama program OPOP (One Pesantren One Product) yang meliputi:
- Santripreneur – Program pemberdayaan santri untuk menumbuhkan pemahaman dan keterampilan dalam menciptakan produk unik berbasis syariah, dengan orientasi pada manfaat dan keuntungan.
- Pesantrenpreneur – Mendorong ekonomi pesantren melalui Koperasi Pondok Pesantren, menghasilkan produk halal unggulan yang mampu bersaing di pasar lokal, nasional, dan internasional.
- Sosiopreneur – Memberdayakan alumni pesantren dengan inovasi sosial berbasis teknologi digital dan kreativitas, melibatkan masyarakat secara inklusif.
Selain menjelaskan pilar-pilar tersebut, Gus Ghofirin memaparkan tujuan strategis OPOP, yang antara lain:
- Membentuk jiwa kewirausahaan Islami pada santri.
- Menumbuhkan semangat berwirausaha.
- Mendorong santri menjadi pelaku startup bisnis di sektor ekonomi syariah.
- Menghasilkan produk pesantren yang unggul, inovatif, dan kompetitif.
- Memperluas pasar produk pesantren hingga tingkat nasional dan internasional.
- Menjadikan pesantren sebagai institusi pemberdayaan masyarakat sekitar sekaligus mitra bisnis yang saling menguntungkan.
- Membangun sumber daya insani pesantren yang profesional.
- Meningkatkan mutu pelayanan untuk kepuasan pelanggan.
- Mengoptimalkan teknologi informasi dalam pemberdayaan ekonomi pesantren.
- Membangun sinergi antar-pesantren untuk menciptakan ekosistem bisnis berkualitas.
Ketua HEBITREN Solo Raya, KH. Miftahul Huda, S.Ag., mengungkapkan harapannya bahwa model OPOP dapat menjadi inspirasi besar bagi pesantren-pesantren di Solo Raya. “Dengan adopsi program OPOP, pesantren dapat menjadi pusat inovasi ekonomi sekaligus motor pemberdayaan umat,” ujar Kyai Huda.
Acara ini diharapkan menjadi tonggak awal transformasi ekonomi pesantren di Solo Raya, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk KPw Bank Indonesia Solo. Melalui replikasi model OPOP, pesantren dapat berkontribusi lebih besar dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis syariah.