Sosialisasi OPOP, Dorong Lulusan Pesantren jadi Pengusaha

Pesantren terus didorong untuk menjadi pusat perekonomian masyarakat, salah satunya dengan cara memberikan bekal kewirausahaan pada para santri. Tidak hanya belajar mengaji, namun santri juga dibekali ketrampilan. Kedepan lulusan santri tidak dikonotasikan sebagai penyumbang angka pengangguran, namun santri lebih berdaya dan mampu menciptakan lapangan kerja.

DP
Rabu, 31 Mar 2021
Sosialisasi OPOP, Dorong Lulusan Pesantren jadi Pengusaha
Muhammad Ghofirin Sekretaris OPOP Jatim, memaparkan program OPOP Jatim di Kampus UNUSA Surabaya.

SURABAYA – Pesantren didorong untuk terus bermetamorfosis. Tidak lagi sekedar menjadi tempat belajar kitab, namun juga berkembang menjadi pusat perekonomian. Para santri dididik untuk menjadi wirausaha. Hal itulah inti yang disampaikan dalam acara sosialisasi program One Pesantren One Product (OPOP) di Kampus UNUSA, Surabaya, Rabu (31/3/2021).

Kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut, diikuti oleh 200 pesantren yang baru bergabung menjadi peserta OPOP di tahun 2021. Dalam pembuka acara dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Mas Purnomo Hadi, Arief Wicaksono Kepala Divisi Bisnis Syariah Bank Jatim, Muhammad Faqih Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan UNUSA, serta Sekretaris OPOP Jatim Muhammad Ghofirin.

Dalam sosialisasi tersebut, pria yang akrab disapa Gus Ghofirin ini menyampaikan jika OPOP bukan hanya sekedah hibah. Karena ada lima syarat yang harus diperhatikan.

“Ada lima yang harus dipersiapkan mulai dari kelembagaannya harus entitas bisnis berbadan hukum, peningkatan kapasitas SDM, produk harus berkualitas, pemasaran, yang terakhir hibah atau permodalan,” ucapnya.

Target di tahun 2024, ada 1000 produk unggulan yang dilahirkan dari 1000 pesantren. Maka dari itu OPOP Training Center UNUSA mempunyai peranan penting untuk mengawal program prioritas Pemprov Jatim ini.

“OPOP lahir disini, MoU berawal dari sini, maka sudah menjadi kewajiban UNUSA untuk mengawal dengan sebaik-baiknya,” ujar Gus Ghofirin.

Selain itu dikatakan Muhammad Faqih jika selama dua tahun lebih mengawal OPOP, kerap kali pesantren menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Lewat OPOP Training Center UNUSA, maka pesantren diberikan berupa pendampingan dan pelatihan.

“Ada beberapa tantangan di tiap pesantren, mulai dari legalitas usaha, perizinan, ada peningkatan SDM. Kami membentuk OPOP Training Center untuk kegiatan pendampingan dan pelatihan. Selain itu kami juga berusaha untuk mengembangkan OPOP Mart agar produk-produk pesantren ini bisa dipasarkan secara digital,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Diskop UKM Mas Purnomo Hadi, juga menyempatkan waktunya untuk menghadiri acara yang diikuti oleh beberapa pesantren mulai dari Gresik, Bojonegoro, Malang, Jombang, Trenggalek, dan Blitar. Ia berharap agar OPOP Jatim mampu menjadi ikon Jatim sesuai cita-cita Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

“OPOP semakin berjaya sesuai dengan cita-cita Ibu Gubenur, yakni OPOP menjadi icon yang diandalkan. Oleh karena itu kami bersama stakeholder yang terlibat, terus bekerjasama untuk mengembangkan dari semua lini. Santripreneur yang ada di dalam OPOP, diharapkan ketika lulus nanti mereka tidak mencari kerja, tapi mereka pencipta kerja,” tegasnya.

Sementara itu Bank Jatim Syariah senantiasa mendukung program OPOP, mulai dari akses permodalan hingga memberikan kemudahan dalam pembayaran saat bertransaksi pada marketplace OPOP Mart.

“Kita juga siap memberikan pendampingan pada pesantren agar semakin paham ekonomi , tentunya kita akan bekerjasama dengan lembaga – lembaga ekonomi baik yang bank maupun non bank,” tutur Arief.

Ditambahkan pihaknya jika kedepan peserta OPOP juga akan memiliki Kartu OPOP Jatim Berdaya yang ditargetkan ada 10ribu kartu.

“Kartu keanggotaan ini mirip ATM, seperti dompet elektronik sehingga ketika melakukan transaksi sifatnya uda cashless. Harapannya kita bisa support 10ribu kartu. Tentunya untuk percepatan ini kita kerjasama dengan UNUSA yang memiliki SDM mumpuni,” terangnya.

Dengan adanya sosialisasi program OPOP ini, kedepan pesantren di Jatim mampu mencetak lulusan santri yang handal berwirausaha, mampu menciptakan lapangan kerja. Karena program orisinil Gubernur Jatim ini telah menciptakan sebuah ekosistem, mulai dari santri, pesantren, ada alumninya. (ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00