Pesantren Mambaul Ulum Malang, Olah Hasil Perkebunan Jadi Varian Camilan

DP
Rabu, 28 Jul 2021
Hasil olahan perkebunan yang dijadikan kripik pisang oleh Pesantren Mambaul Ulum Malang

Pesantren Mambaul Ulum Malang memiliki perkebunan yang produktif. Hasil panen pun dijadikan varian olahan dan menjadi produk unggulan pesantren.

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Malang merupakan pesantren yang memiliki perkebunan cukup produktif. Hasil panen pesantren diantaranya ada singkong, pisang cavendis, alpukat, dll.

Mashudi, salah satu pengurus usaha pesantren mengatakan jika pesantren yang terletak di Kecamatan Bantur ini, menariknya bisa menghasilkan singkong dengan berat lebih dari 10 kilogram.

“Produk singkong raksasa ini juga pernah kami ikutkan dalam Expo One Pesantren One Product (OPOP). Sehingga dapat menunjang pemasarannya,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, hasil panen tersebut juga diolah menjadi berbagai macam kripik. Diantaranya ada kripik singkong, kripik talas, kripik pisang varian rasa manis dan asin. Ada juga kripik sale pisang.

“Usaha pesantren ini menjadi tempat belajar bagi para santri ponpes Mambaul Ulum. Belajar dan berusaha dengan segala perniknya,” terangnya.

“Alhamdulillah dengan potensi alam yang subur, seakan apapun yang ditanam pasti menghasilkan, ini menjadi modal usaha kami di pesantren” tambahnya.

Mulanya pesantren pernah mengalami krisis ekonomi, kemudian pengasuh pesantren mempunyai inisiatif, untuk mengelola bahan yang sangat mudah dijumpai di sekitar daerah Bantur.

“Kemudian kami berpikir bagaimana supaya bahan tersebut bisa diolah menjadi makanan yang disukai lebih banyak orang,” ujarnya.

Alhasil, lahirlah aneka keripik dengan label Raja, produksi pesantren Mambaul Ulum Bantur. Sekarang sudah menjangkau banyak wilayah di Malang Selatan dan sekitarnya.

“Kalau di Kecamatan Bantur itu ada 11 desa, dan semua sudah ada titik distribusi produk keripik Raja. Jaringan alumni juga menjadi jalur pemasaran, yaitu dengan menitipkan produknya ke warung-warung atau toko mereka. Untuk gerai-gerai yang lebih besar di beberapa daerah di Kabupaten Malang juga sudah tersedia,” tuturnya.

Ditambahkan pihaknya, jika hasil usaha tersebut juga berkat dukungan dari Balai Latihan Kerja (BLK).

“Dulu pondok bekerja sama dalam pengemasan dan pemasaran dengan BLK, sekira 2 tahun lalu. Dibantu dengan bintek, dan setelah dipraktekkan, Alhamdulilaah omset usaha kami mengalami kenaikan,” terangnya.

Pembuatan aneka keripik Singkong, Talas, Pisang, serta pembuatan Sale Pisang, punya sisi positif bagi para santri, sebagai bekal wirausaha ketika mereka lulus kelak.

“Kalau untuk anak-anak pondok pembelajaran ini untuk kehidupan mereka. Anak-anak di sini belajar mengaji, sekolah, dan mencari uang juga. Misalnya, Kami ajari bagaimana bercocok tanam. Alhamdulillaah, yang sudah lulus bisa mengembangkan usaha tersebut,” ungkapnya.

Bahkan menurutnya sudah ada alumni pesantren yang membuka lapangan usaha sendiri dengan membuat kripik tahu dan kripik jamur. Ada pula yang membuat usaha pupuk cair maupun padat.

“Artinya, materi pelatihan yang diperoleh benar-benar diserap dan dipraktekkan setelah mereka lulus,” pungkasnya.