Peluang Besar Pesantren OPOP Jatim, Produk Halal Jadi Tren Dunia
Pesantren memiliki posisi strategis, selain sebagai lembaga dakwah namun juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi. Peluang pesantren sangat terbuka lebar untuk menjadi eksportir produk halal di dunia, mengingat halal menjadi tren di dunia.
MOJOKERTO - Produk halal saat ini telah menjadi tren pasar dunia. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya di Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Minggu (28/2/2021). Melihat hal itu Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengatakan jika pondok pesantren untuk menjadi eksportir produk halal sangat terbuka lebar peluangnya.
Khofifah mengatakan, pesantren memiliki posisi strategis, di antaranya sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu pesantren mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah dan UMKM, dengan menghasilkan produk halal berkualitas.
“Pesantren harus menjadi pusat pemberdayaan khususnya di bidang ekonomi," kata Khofifah
Khofifah mencontohkan, negara pengekspor baju muslim tertinggi ke timur tengah adalah Tiongkok. Peluang ini harus bisa diambil salah satunya dengan memanfaatkan banyaknya muslim schooler dari Indonesia di sana untuk bisa mengkomunikasikan bagaimana menguatkan perdagangan baju muslim buatan UKM ke Timur Tengah. Contoh lainnya, Negara Thailand saat ini punya visi untuk menjadi negara yang mempunyai dapur khalal dunia. Kekuatan negeri ini adalah mempunyai restoran di banyak negara. Ini artinya visi terse
visi tersebut memang sudah disiapkan dalam rencana nasional yang luar biasa.
“Ke depan, kita akan masuk pada potensi industri halal, mulai halal food hingga fashion muslim. Kita akan membuat jaminan produk halal," ujarnya.
Khofifah mengatakan, saat ini jumlah pesantren di Jatim mencapai 6.864 dengan jumlah santri terbesar atau lebih dari 1 juta santri di Indonesia. Begitu ada OPOP, maka pesantren bisa dikelola dengan mensinergikan tiga aspek, Yakni santripreneur, pesantrenpreneur dan socialpreneur, yakni sinergi alumni pesantren dengan masyarakat dalam pemberdayaan ekonomsi dan sosial.
"Target OPOP Jawa Timur hingga 2024 adalah mewujudkan 1 juta santripreneur atau santri yang berwirausaha, dengan 1000 produk unggulan pesantren dan 1000 sociopreneur," katanya. (ebo)