Kerap Jadi Kendala, OPOP Bantu Akses Legalitas Usaha

Legalitas produk kerap menjadi kendala para wirausaha, begitu pula dengan pesantren yang merintis produk unggulan mereka. OPOP sebagai program prioritas Gubernur Khofifah pun memudahkan pesantren di Jatim untuk mengurus perihal legalitas dan perizinan, yakni melalui OPOP Training Center UNUSA.

DP
Minggu, 04 Apr 2021
Kerap Jadi Kendala, OPOP Bantu Akses Legalitas Usaha
Muhammad Faqih Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan UNUSA saat memberikan sambutan dalam sosialisasi program OPOP 2021 di Kampus UNUSA

SURABAYA - One Pesantren One Product (OPOP) memacu banyak pesantren di Jawa Timur untuk melahirkan produk-produk berkualitas buatan santri. Program orisinil Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini diharapkan di tahun 2024, sudah ada 1000 produk unggulan di setiap pesantren.

Jika pesantren dulu hanya dikenal sebagai tempat belajar agama, kini ponpes bermetamorfosis juga menjadi pusat perekonomian masyarakat. Tantangan baru yang dihadapi oleh pesantren, salah satunya adalah seputar perizinan produk.

Disampaikan Muhammad Faqih Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan UNUSA, jika pesantren kerap kali mengalami kendala perizinan. Maka dari itu OPOP Training Center UNUSA memberikan pendampingan, pelatihan, hingga jejaring pemasaran.

"Di antaranya karena perizinan dan legalitas hukum, kemasan dan merk yang belum terdaftar. Akibatnya produk-produk ini sulit untuk bersaing di pasaran," katanya.

Dari sisi legalitas terdapat tiga permasalahan yang dihadapai OPOP Jawa Timur. Pertama, pesantren dengan badan usaha namun belum berbadan hukum. Kedua pesantren dengan usaha perorangan atau belum mempunyai badan usaha. Serta ketiga, pesantren dengan badan usaha dan berbadan hukum namun pasif.

Ditambahkan Faqih, jika OPOP Training Center UNUSA juga terus mendorong para pesentran tersebut untuk melek digital agar jangakauan pemasaran semakin luas.

“Selain itu OPOP Training Center UNUSA juga berusaha untuk mengembangkan OPOP Mart agar produk-produk pesantren ini bisa dipasarkan secara digital,” jelasnya.

Menurutnya UNUSA memiliki tanggungjawab besar pada program prioritas Pemprov Jatim tersebut. UNUSA berkomitmen mengembangkan kewirausahaan berbasis teknologi yang memiliki dampak sosial. Dirinya pun berharap dengan adanya OPOP Jawa Timur produk pesantren tidak lagi dianak tirikan dan bahkan mampu bersaing dengan produk pabrikan

Diketahui dalam sosialisasi program OPOP yang dilakukan sejak Rabu (31/3/2021) di Kampus UNUSA ini, menjadi kegiatan awal peserta yang baru saja bergabung bersama OPOP di tahun 2021.(ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00