Pesantren Mansyaul Ulum Malang, Belajar Bisnis dari Kacang Bawang

Pesantren Mansyaul Ulum Kabupaten Malang saat ini berusaha mendalami dunia wirausa. Lewat usaha berdagang kacang bawang, kini ponpes ingin mengembangkan unit usaha lainnya.

DP
Rabu, 28 Apr 2021
Pesantren Mansyaul Ulum Malang, Belajar Bisnis dari Kacang Bawang
Kacang bawang produk unggulan Pesantren Mansyaul Ulum Kabupaten Malang

SURABAYA - Dari Santri untuk Santri, jargon ini tampak cocok untuk disematkan di pesantren yang satu ini. Sebab, itulah yang dilakukan para santri Pesantren Mansyaul Ulum, Ganjaran, Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Dengan santri sejumlah 600 –an anak, membuat wirausaha di pesantren modern ini terus berkembang. Mulai usaha ritel, sampai memproduksi camilan Kacang Bawang.

“Tiap hari santri itu pasti butuh makan, dan cemilan sebagai selingan makan. Itu juga yang jadi pertimbangan kami memilih jenis usaha, untuk memenuhi kebutuhan santri diinternal,” ungkap KH. Saiful Ghozi, pengasuh pesantren Mansyaul Ulum.

Diyakininya, usaha kacang bawang ini cukup laku, dari tiap-tiap kantin yang didirikan setiap harinya ada saja penjualan. Maka mulailah pesantren Mansyaul Ulum membuat kacang bawang, untuk dijual di kantin-kantinnya sendiri, selain juga dititipkan ke toko sekitar.

Diakui, untuk proses produksi kacang bawang ini faktor modal masih jadi kendala. Sementara untuk tenaga produksi, lebih banyak melibatkan alumni.

“Jelas kalau Kopontren pasti urusan modal, tapi kalau soal tenaga, kami di sini dibantu para santri. Supaya tidak mengganggu kegiatan pendidikan, maka untuk usaha kacang bawang ini Kami libatkan para alumni. Dari lulusan sekolah sini, diberikan kesempatan bila ada yang ingin bekerja,” terangnya.

Sementara Gus Rohmatullah, ketua Koperasi Pesantren Mansyaul Ulum mengakui pemasaran di luar pesantren masih terkendala harus punya izin. Maka sementara ini merela baru memasarkan di internal di kantin-kantin, sekolahan, warung-warung di sekitar pesantren.

Gus Rohmat juga berharap, ijin usaha kacang bawangnya bisa segera keluar sehingga bisa dipasarkan lebih luas. Terlebih dengan program OPOP Jatim yang mendorong kemajuan bisnis tiap pesantren.

Di sela kegiatan ngaji dan sekolah, seluruh santri ditawarkan untuk belajar sesuai minat dan bakatnya.

“Ini untuk bekal hidup pasca nyantri nanti. Kami kembangkan sesuai bakat anak-anak. Selain kacang bawang, ada juga tahu krispi, ada bidang-bidang lain,” ujarnya.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00