Pakaian yang Disukai Rasulullah

Banyak riwayat menceritakan kepribadian dan budi pekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) yang sangat menakjubkan.

opopjatim
Sabtu, 21 Nov 2020
Pakaian yang Disukai Rasulullah
Pakaian yang Disukai Rasulullah

Banyak riwayat menceritakan kepribadian dan budi pekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) yang sangat menakjubkan. Salah satunya terdapat dalam Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi. Kali ini kita akan mengulas bagaimana pakaian baginda Rasulullah SAW.

Dalam riwayat yang bersumber dari Ummu Salamah RA disebutkan, “Pakaian yang paling disenangi Rasulullah SAW adalah Gamis”. Ummu Salamah adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Mughirah al Makhzumiyah

Gamis adalah model pakaian yang memiliki dua lengan baju yang panjang sehingga menutupi seluruh tanggan sampai pergelangan tangan. Memiliki lubang pada bagian tengahnya sehingga kepala dapat masuk melalui lubang tersebut hingga sebatas leher.

Model baju ini mudah dipakai dan dilepas serta tidak perlu repot mengencangkan saat bergerak. Sehingga anggota  tubuh mudah bergerak dengan bebas.

Panjang lengan gamis Rasulullah ﷺ, dijelaskan Imam Tirmidzi,  sampai pada pergelangan tangan. Untuk warna, Rasulullah ﷺ lebih menyukai warna putih.

الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ

“Hendaklah kalian berpakain berwarna putih ketika masih hidup. Kemudian kafanilah siapa yang meninggal di antara kalian dengan kain putih kerenna kain putih adalah sebaik-baik pakaian.” (HR Tirmidzi)

Hadits di atas  menjelaskan anjuran  Rasulullah ﷺ kepada umat Islam untuk senantiasa berpakaian berwarna putih. Dari anjuran ini dapat disimpulkan, beliau juga berpakaian putih dalam berbagai kesempatan.

Pakaian putih memiliki dua sifat: lebih suci dan enak dipandang. Lebih suci karena warna putih saat dicuci akan memudahkan melihat jika ada kotoran atau najis yang menempel sehingga bisa segera dibersihkan. Berbeda dengan pakaian berwarna gelap. Mungkin saja pada pakaian tersebut ada noda kotoran atau najis yang tersamarkan. Sikap ke hati-hatian inilah yang menjadi salah satu alasan Rasulullah ﷺ lebih mengutamakan warna putih dibanding warna lain.

Meski suka warna putih, pada kesempatan lain Rasulullah ﷺ berpakaian merah.

“Suatu ketika aku melihat Nabi Muhammad berpakaian merah. Saat itu seakan-akan aku melihat pancaran cahaya dari kedua betisnya.” (HR Tirmidzi)

Dalam teks hadits ini ada kata “hullah  hamra’” berarti pakaian Rasulullah ﷺ –menurut para ulama- terbuat dari kain buludru buatan Yaman. Pada kain tersebut terdapat hiasan dan kombinasi warna hitam  dan merah, bukan merah secara keseluruhan. Rasulullah ﷺ tidak pernah berpakaian merah polos. Bahkan  beliau melarang keras hal tersebut.

Ibnul Qayyim menjelaskan larangan itu dalam Zadul Ma’ad. Menurutnya,  pendapat sebagian kalangan yang mengnggap pakaian Rasulullah ﷺ  merah polos adalah salah. Karena yang beliau kenakan saat itu pakaian warna merah dengan kombinasi warna hitam berasal dari Yaman. Di mana kain tersebut memang terkenal dengan motif dan kombinasi warna, sebagaimana  kain produksi Yaman pada umumnya. Karena itu Ibnul Qayyim yakin, yang beliau kenakan saat itu bukanlah pakaian warnah merah polos. Karena beliau juga menyampaikan larangan keras terhadap pakaian berwarna merah polos.

Pensyarah kitab ini menegaskan, pada dasarnya semua jenis pakaian hukumnya halal, kecuali ada dalil atau hal-hal yang kemudian mengubah status kehalalannya. Misalnya, pakaian yang terbaut dari sutra bagi pria. Juga jika pakaian itu berpotensi menimbulkan kesombongan, menyerupai orang kafir atau  menjadi pakaian syuhrah yang semata-mata untuk tampil aneh dan mencolok di tengah masyarakat.

*/Sumber: kitab Syarah Syamail karya Imam Tirmidzi. Pensyarah: Syeikh Abdurazaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00