Membangkitkan Pertanian Lewat Pesantren

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan bergantung pada hasil pertanian. Kekinian, bercocok tanam mulai ditinggal, lebih memilih pekerjaan di bidang lain. Pesantren pun dapat mengambil peran penting di sektor ini.

opopjatim
Rabu, 25 Nov 2020
Membangkitkan Pertanian Lewat Pesantren
Membangkitkan Pertanian Lewat Pesantren

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan bergantung pada hasil pertanian. Kekinian, bercocok tanam mulai ditinggal, lebih memilih pekerjaan di bidang lain. Pesantren pun dapat mengambil peran penting di sektor ini.

Hal itu juga diamini oleh Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Menurut Wadir 2 Politeknik Pembangunan Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Ismulhadi.

Ia pun mengajak kalangan santri untuk membumikan kembali pertanian. Di mana sektor ini, masih memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa.

“Belakangan ini para pelaku petani di Indonesia mulai banyak kehilangan naluri bercocok tanam. Bahkan, banyak pula yang beralih profesi dari dunia pertanian dan memilih pekerjaan lain,” ujar Ismulhadi.

Agar pertanian tak menjadi mitos atau legenda rakyat, ia mengajak kaum santri untuk ambil peran. Karena pesantren yang mempunyai akar kuat dalam pembangunan bangsa.

“Dengan adanya kegiatan tani ini merupakan suatu terobosan baru. Sehingga nantinya bisa melahirkan para bibik-bibit baru atau generasi muda pertanian,” harapnya.

Di samping itu juga untuk dijadikan sebagai media dakwah pesantren kepada para tani atau kepada masyarakat, juga bisa mengajari bagaimana cara bertani yang benar. Terlebih santri tani, juga harus menjadi target utama agar bisa tumbuh.

Sementara itu, Pengasuh PZH Genggong Pajarakan, KH. Moh. Mutawakkil Alallah mengatakan, sumber ekonomi suatu bangsa ada pada petani. Pekerjaan dasar petani yang bercocok tanam itu, merupakan terbentuknya suatu bangsa.

“Ini merupakan suatu terobosan baru untuk menguatkan perekonomian bangsa,” ujarnya.

Tentu gagasan Kegiatan tani itu, lanjutnya, tak bisa berjalan secara sepihak dan parsial. Artinya, perlu ada keterlibatan dan support dari pemerintah. Sehingga nanti, santri mampu mengelola dan kembangkan pertaniannya. Baik di lngkungan pesantren atau saat sudah kembali ke masyarakat.

“Perlu diketahui, sebenarnya, banyak pelaku tani dan nelayan yang ada saat ini, memiliki latar belakang santri. Mereka dulunya ada yang pernah mondok. Keadaan ini perlu dimanfaatkan dengan pembinaan. Agar bisa berkembang lebih besar dan menjadi penguat ekonomi bangsa,” tandas kiai murah senyum itu.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00