Akar Tanjung dan Socolat Pomosda Terbang Ke Lima Negara

Usai belajar di sekolah dan mengaji, sekitar 15 santri secara bergantian tampak asik berselancar di dunia maya. Mereka membuka satu persatu akun media sosial (medsos) Pomosda (Pondok Pesantren Modern Sumber Daya At Taqwa) baik Facebook dan Instagram.

opopjatim
Kamis, 01 Okt 2020
Akar Tanjung dan Socolat Pomosda Terbang Ke Lima Negara
Akar Tanjung dan Socolat Pomosda Terbang Ke Lima Negara

Usai belajar di sekolah dan mengaji, sekitar 15 santri secara bergantian tampak asik berselancar di dunia maya. Mereka membuka satu persatu akun media sosial (medsos) Pomosda (Pondok Pesantren Modern Sumber Daya At Taqwa) baik Facebook dan Instagram.

Tak hanya medsos, belasan santri yang bertugas memegang kendali IT (Informasi dan Teknologi) pesantren asuhan KH Zoharul Arifin Alfakiri atau Kiyai Tanjung itu juga menjajaki market place (aplikasi belanja online). Aktivitas itu mereka lakukan setiap hari sejak 2012. Tak lain, tugas utamanya adalah mempromosikan produk makanan olahan berbahan organik dan herbal yang diproduksi sendiri oleh para santri.

Usaha tak menghianati hasil. Kegigihan para santri itu pun berbuah manis. Dua produk unggulan mereka menarik minat pasar di luar negeri. Tak hanya satu negara, namun ada lima negara yang kini menjadi pangsa pasar dari produk herbal Akar Tanjung dan cokelat kelor dengan nama Socolat. Lima negara itu, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Taiwan, dan Hongkong.

Akar Tanjung dan Socolat Pomosda Terbang Ke Lima Negara

“Promosi awalnya lewat medsos yang dilakukan para santri yang ada di tim IT. Lalu kita juga coba ke market place seperti Shopee, Lazada, Buka Lapak, Tokopedia, JD.id. Alhamdulillah pasar online juga merespon dengan baik produk yang kami promokan,” kata Koordinator Marketing Pomosda, Irawan Arifianto Wardhana.

Untuk pasar ekspor Akar Tanjung dan Socolat awalnya masuk ke Malaysia. Ketertarikan itu berawal dari promosi melalui medsos. Berlanjut dengan pengiriman ekspor perdana ke Malaysia di penghujung 2012. Setelah memiliki distributor dan agen di Negeri Jiran, pasar selanjutnya yakni negara tetangga Brunei Darussalam dan Singapura.

Pengiriman ekspor ke Taiwan dan Hongkong juga semakin mengukuhkan pasar produk Pomosda ke wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Total produk yang diekspor saat ini sebanyak 1.000 pak Akar Tanjung dan Socolat. Kendati jumlahnya belum terlalu tinggi, namun Irawan menilai pasar di lima negara tersebut telah menerima baik produk karya para santri.

Proses penjualan dilakukan menggunakan sistem distributor dan agen. Pomosda memilih cara itu untuk memastikan perputaran uang dari hasil penjualan untuk kembali memproduksi produk baru bisa berjalan dengan lancar.

Ditanya tentang pasar lokal di ritel modern semacam Alfamart dan Indomaret, Irawan mengaku pernah melakukan penjajakan hingga presentasi produk. Namun, akhirnya langkah itu tidak dilanjutkan karena sistem pembayaran mundur tiga bulan. Artinya, produk dititipkan dan akan dibayar tiga bulan selanjutnya hanya produk yang laku. Sedangkan produk tidak laku diretur.

“Ritel modern ini pasarnya menarik, namun dengan pembayaran mundur dan retur produk kurang baik untuk perputaran produksi kami. Akhirnya, kami memperbanyak distributor dan agen untuk penjualam produk dengan harga reseller (jual kembali),” ungkapnya.

Untuk harga reseller bagi distributor diberikan margin keuntungan hingga Rp 15 ribu per pak. Sedangkan bagi agen margin yang diberikan hingga Rp 10 ribu per pak. Misalnya, Akar Tanjung per pak isi 6 bungkus masing-masing 25 gram dijual dengan harga yang seragam Rp 60 ribu. Distributor diberi harga khusus Rp 45 ribu dan agen Rp 50 ribu.

“Distributor dan agen kalau jual Akar Tanjung tetap sama Rp 60 ribu baik offline dan online. Tidak boleh lebih dari harga yang kami tentukan. Semua itu berlaku untuk pasar lokal dan ekspor luar negeri juga sama,” jelasnya.

Hulu Hilir

Produksi obat herbal, makanan olahan, serta pupuk kompos cair terus dikembangkan Pomosda diintegrasikan sejak proses on farm atau penanaman. Produksi dari sisi hulu tersebut tidak seluruhnya dilakukan oleh para santri dan pengurus Pomosda.

Konsep pemberdayaan masyarakat juga dilakukan untuk mendongkrak perekonomian warga sekitar, bahkan hingga wali santri yang berada di luar kota. Untuk proses tanam, pihak Pomosda melakukan verifikasi dan pemetaan lahan dan potensi pertanian yang bisa dikembangkan.

Bagi warga atau wali santri yang terverifikasi dan bisa mengolah lahan pertanian, maka dibuatkan kontrak kerjasama MoU Pola Tanam Sehat Amanah (PTSA). Melalui perjanjian itu maka diberikan dana hibah dari program Infaq Peduli Operasional (IPO). 

Untuk ketersediaan lahan, Pomosda pun menyiapkan lahan walaupun dengan sistem sewa. Dalam proses awal tanam juga tetap dilakukan pendampingan hingga panen. Hal itu dilakukan sampai petani dapat mengolah secara mandiri sesuai standar Pomosda yang lebih menekankan pada tanam menggunakan pupuk organik atau tanpa bahan kimia.

Tak hanya pertanian, perikanan dan peternakan juga dilakukan. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan 2.500 santri Pomosda setiap harinya juga diperoleh dari hasil tanam dan ternak yang dilakukan tersebut. Walau produksi tanam dan ternak dibantu dana IPO, Pomosda tetap membeli hasil panen dengan harga bersaing atau setara harga pasar.

Hasil panen itu selain untuk konsumsi para santri dan civitas pesantren, selebihnya tidak dijual mentah. Melainkan diproses lebih lanjut untuk menjadi  olahan, pupuk cair, dengan pengemasan yang baik untuk menambah nilai jual.

Selain Akar Tanjung dan Socolat, bermacam merek dagang produk olahan juga dibuat. Seperti Marasake, salah satu produk bubuk kacang hijau dan kedelai yang dikonsumsi dengan diseduh air panas. Namun, Marasake belum diminati pasar luar negeri, karena banyaknya produk serupa buatan pabrik yang dijual dengan harga jauh lebih murah. Bedanya, produk hasil karya Pomosda ini 100 persen bahan alami dan organik.

Produk lain yang diproduksi dari wilayah Madiun yang merupakan cabang Pomosda, yakni brem kelor. Makanan khas Madiun dari sari ketan itu diolah dengan campuran daun kelor. Sama seperti Socolat yakni campuran cokelat dan kelor. Hanya saja, Socolat lebih diminati pasar luar negeri.

Sedangkan beras organik yang diproduksi Pomosda dilabeli nama Beras Sehat Jawatan. Beras yang dikemas 5 kilogram itu dibanderol harga Rp 75 ribu atau harga Rp 15 ribu per kilogram. Soal rasa, penulis telah mencoba beras yang sudah diolah menjadi nasi. Rasanya manis, punel dan sangat lezat.

Bagi Anda yang tertarik dengan pelbagai produk makanan herbal dan organik, olahan Pomosda bisa membelinya lewat online. Namun jika ingin mengenal lebih dekat, pihak pesantren juga menyiapkan tempat bernama Omah Japo, Cafe & Nursery. Tempat yang didesain unik dengan konsep pedesaan itu terletak di Jalan KH Wachid Hasyim, Tanjung Anom, Kab Nganjuk.

Akar Tanjung dan Socolat Pomosda Terbang Ke Lima Negara

Menu unik juga tersedia di Omah Japo, seperti jus kangkung. Sayuran hijau yang dibudidayakan secara organik itu dijus dengan es dicampur dengan bubuk krimer. Rasanya yang nikmat, hingga penulis sempat mengira jus kedelai bahkan kacang hijau, ternyata kangkung. Anda tertarik untuk mencoba?

Bila anda tertarik anda bias datang langsung ke Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa atau disingkat Pomosda Nganjuk, Jl. Wachid Hasyim No. 304 Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur, atau menghubungi  Koordinator Marketing Pomosda, Irawan Arifianto Wardhana dengan nomor kontak 0813-3311-9729 atau tim admin One Pesantren One Product (OPOP).(afr)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00