Produk OPOP Ditargetkan Ikut Penuhi Kebutuhan Pasar

Sebagai pencetus pertama kali program One Pesantren One Product (OPOP), Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur ini mengharapkan agar OPOP ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren itu sendiri, dimana program ini merupakan revitalisasi Nahdhatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang.

opopjatim
Rabu, 16 Des 2020
Produk OPOP Ditargetkan Ikut Penuhi Kebutuhan Pasar
Produk OPOP Ditargetkan Ikut Penuhi Kebutuhan Pasar

Sebagai pencetus pertama kali program One Pesantren One Product (OPOP), Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur ini mengharapkan agar OPOP ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren itu sendiri, dimana program ini merupakan revitalisasi Nahdhatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang.

Produk dari program One Pesantren One Produk (OPOP) memang ditargetkan bisa masuk ke dalam market (pasar) yang bisa dibeli oleh masyarakat umum. Dengan begitu, produk pesantren ini tidak hanya bisa dinikmati kalangan santri saja, namun juga bersaing dengan produk lainnya.

Heru Tjahjono Sekdaprov Jatim mengatakan, dengan masuknya produk OPOP ke pasar-pasar umum, pondok pesantren diharapkan bisa menjadi penopang kebutuhan ekonomi di Jatim. Apalagi, nantinya produk pengemasan produk didesain secara universal dan mengutamakan faktor kebersihan.

“Kita memberikan produk yang orang-orang yakin ini bersih dan makanannya sudah tentu halal. Kalau sudah, diharapkan produk OPOP bisa mencukupi (kebutuhan masyarakat lingkup) kecamatan, kabupaten dan pasar-pasar yang ada. Walau ini produk pondok, tapi packaging universal, tidak kalah enak, bersih dan halal,” kata Heru.

Ia mengatakan, faktor kebersihan dan kualitas akan menjadi poin utama dalam pemasaran produk OPOP nantinya. Untuk itu, pondok pesantren harus memastikan dan membuktikan bahwa seluruh produknya aman, bersih baik dari segi bahan baku, proses pengolahan, pengemasan hingga produk dipasarkan. Untuk itu, mereka diminta agar memberikan informasi secara detail dalam kemasan produk mereka.

“Mohon maaf, pasar-pasar nantinya juga diisi produk-produk OPOP. Misal sekarang di masa pandemi, produk yang dimakan harus bersih. Nah OPOP ini sudah melakukan itu, mereka menunjukkan ‘prosesnya seperti ini loh’,” tambahnya

Produk OPOP juga harus mampu bersaing dengan produk lainnya dengan meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan terjaga kebersihan dan keamanannya.

Hal ini menurut Heru, menjadi harapan Gubernur Khofifah untuk membangun pondok pesantren jadi pusat enterpreneur yang bisa ikut memenuhi kebutuhan pasar.

“Misal dalam satu kabupaten, kecamatan, ada pondok pesantren. Lalu bagaimana kita bisa melakukan pemenuhan kebutuhan pasar, masyarakat butuh apa, basic makan minum lah. Nanti dicukupi dengan produk OPOP yang terstandar dan (produk OPOP) bisa mengisi market-market baru,” ujarnya.

Program One Pesantren One Product (OPOP) dikembangkan Pemprov Jatim berkolaborasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan melalui pesantren.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00