Pondok Cangaan Pesantren Tertua di Bangil, Banyak Ulama Besar Belajar Disini

Bangil merupakan kecamatan yang memiliki kekayaan khazanah intelektual yang besar.

opopjatim
Rabu, 16 Des 2020
Pondok Cangaan Pesantren Tertua di Bangil, Banyak Ulama Besar Belajar Disini
Pondok Cangaan Pesantren Tertua di Bangil, Banyak Ulama Besar Belajar Disini

Bangil merupakan kecamatan yang memiliki kekayaan khazanah intelektual yang besar. Julukan kota santri juga sangat tepat jika jatuh pada kota kecil ini, karena hampir di setiap sudut perkampungan ada pesantren-pesantren yang cukup besar dan sarat bersejarah. Ulama-ulama yang berada di Bangil juga salah satu bagian dari  guru para ulama di Jawa Timur ini. Ke khas an yang lebih dekat lagi adalah varian suku yang ada, di antaranya Arab, Cina, Jawa serta Madura, bahkan ras Arab memiliki semacam perkampungan tersendiri (kampung yang banyak orang Arabnya).

Berbicara tentang pesantren, dalam sejarah Bangil memiliki pesantren yang sangat tua usianya, kurang lebih berusia 300 tahun lebih. Di lihat sisi arsitektur bangunan, pesantren tersebut memang memiliki usia yang sudah tua. Pesantren yang bertempat di kelurahan Gempeng Bangil ini diberi nama Pondok Cangaan

Komplek atau ribat yang ada menggunakan nama asal daerah, yaitu kamar/ribath/komplek Madura, Bangkalan, Jawa. Dilihat dari nama-nama ribath atau komplek yang ada di pondok tersebut, bisa di indikasi, kemungkinan yang nyantri di pondok Cangaan adalah se Asia Tenggara. Karena penyebutan kata Jawa pada masa Mbah Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, bahkan penduduk melayu sekitar nya, yaitu Brunai dan Malaysia.

Pondok Cangaan menyimpan sejarah yang luar biasa. Pendiri pondok tersebut adalah wali Allah yang memiliki julukan Mbah Lowo Ijo (makamnya di Diwet Pogar), dengan nama asli Syekh Jalaluddin atau Syekh Abdul Qodir. Diberi julukan Mbah Lowo Ijo karena saat di kejar-kejar penjajah beliau menjelma menjadi Lowo Ijo. Dalam cerita yang lain disebutkan, julukan Lowo Ijo itu karena saat 10 ke tiga bulan Ramadan beliau melakukan sholat dan munajat di ranting-ranting pohon bahkan dedaunan. (wallahu a’lam).

Santri yang belajar di pondok Cangaan ini juga ulama-ulama besar, bahkan guru dari para kyai, diantaranya adalah Syaikhona Kholil Bangkalan (guru dari Hadrotus Syekh KH Hasyim Asyari/pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama). Saat beliau nyantri di pondok Cangaan, pengasuh nya adalah KH Abdul Lathif, nama yang sama dengan ayahandanya. Ketika nyantri di Cangaan usia Saikhona Kholil masih tujuh tahun, ada yang mengatakan 9 atau 12 tahun. Selain beliau juga ada lagi ulama-ulama besar seperti KH Chasbulloh (ayah dari KH Abdul Wahab Chasbulloh/pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama), juga Hadrotus Syekh Hasyim Asyari melakukan tabarukkan nyantri di Cangaan, bahkan pendiri pondok pesantren Gontor.

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00