Punya Jaringan Besar Pesantren, MUI Jadi Frontline KIH

Pemprov Jawa Timur harapkan MUI Jatim bisa menjadi garda depan (frontline) dalam pengembangan Kawasan Industri Halal, lantaran utamanya memiliki jaringan besar di lingkup pesantren. KIH ini nantinya akan lebih menyasar ke sektor usaha mikro kecil dan menengah.

DP
Minggu, 02 Mei 2021
Punya Jaringan Besar Pesantren, MUI Jadi Frontline KIH
Ketua MUI Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah dalam Rakerda bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Hotel Shangrila, Surabaya

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim melakukan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Hotel Shangrila, Sabtu (1/5/2021). Dalam pertemuan tersebut, Khofifah ingin agar MUI bisa menjadi garda depan dalam menyiapkan Kawasan Industri Halal (KIH).

Indonesia yang memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia, harapannya agar Jawa Timur bisa membalik dari importir menjadi eksportir makanan halal terbesar dunia. Untuk itu, Khofifah ingin di setiap kabupaten kota di Jatim bisa menjadi salah satu program strategis MUI Jatim. Dalam hal ini Pemprov Jatim dan MUI bisa saling bersinergi dalam pengembangan industri halal.

“Maksud saya dari MUI, dari PWNU, Muhammadiyah, kita sama-sama mencari format. Untuk pembiayaan Kawasan Industri Halal sudah siap,” ungkap gubernur dalam pertemuan tersebut.

Selain itu Khofifah mengingatkan agar MUI juga ikut ambil peran dalam peningkatan kapabilitas untuk ekonomi digital. Pasalnya MUI memiliki jaringan besar, utamanya di kalangan pesantren. Hal ini diharapkan para milenialnya turut ambil bagian dalam peningkatan ekonomi digital dan ekonomi kreatif.

“Seperti apa kata Jack Ma, pendiri Alibaba, jika di tahun 2030 backbone ekonomi dunia 80 persen adalah usaha kecil menengah. Sedangkan 99 persen UKM di tahun 2030 akan melaksanakan perdagangan secara online, dan 85 persen melalui e commerce,” ucapnya.

Guna menguatkan skill berjualan secara digital, maka gubernur juga akan menyiapkan program Digital Talent Scholarship agar kedepan masyarakat Jatim bisa lebih melek digital.

“Saya sudah minta MoU agar diberi kuota khusus ke Menkominfo. Tahun ini kecil, sasarannya hanya 100 ribu. Tapi tahun depan program untuk 2,5 juta sasaran. Maka sejak sekarang harus dipastikan bahwa kita harus melek digital,” tegasnya.

Menurut Gubernur Khofifah , kesempatan ini sangat baik. Mengingat selain ikut dalam program tersebut, setelah lulus mereka juga akan dapat modal untuk mendirikan usaha rintisan atau start up berbasis digital.

Selain itu Khofifah juga menyampaikan terkait KUR yang tengah gencar ditawarkan untuk pembudidayaan pertanian alpukat pameling dan porang. Ia berharap nanti akan banyak yang berminat dari NU maupun Muhammadiyah, karena pembiayaan KUR yang diberikan cukup besar.

Ketua MUI Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, MUI Jawa Timur memiliki tiga program prioritas. Pertama pengembangan kualitas kehidupan keagamaan, kedua pengembangan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, ketiga pengembangan ekosistem industri halal, yang juga menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Untuk mempercepat program prioritas tersebut, MUI salah satunya telah memiliki program bernama SUKKASI.

“MUI sendiri sudah mempunyai program namanya Sukkasi, satu kota kabupaten satu industri halal. Apa yang ada titik sentral di sana dari Pemprov yang memang bisa difasilitasi. Selain itu juga dukungan dari pemerintahan daerah dan cabang MUI ditiap kabupaten kota di Jatim,” ujarnya.

Untuk produk menurut pria yang akrab disapa Kiai Hasan ini ditiap kota kabupaten memiliki beragam jenis produk yang potensial, misalnya produk holtikultura maupun kerajinan tangan yang bisa dikembangkan. (ebo)

PRODUK UNGGULAN

news
Rp 40.000,00
news
Rp 20.000,00
news
Rp 60.000,00
news
Rp 30.000,00
news
Rp 30.000,00